News

Korpala Unhas Gelar Ekspedisi Pelayaran Akademis III, Pelayaran Ribuan Mil Menuju Thailand

MAKASSAR, UNHAS.TV - Setelah sukses menyelenggarakan dua ekspedisi besar pada tahun 1996 dan 2011, Korps Pencinta Alam (Korpala) Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menggelar Ekspedisi Pelayaran Akademis (EPA) III dengan rute paling ambisius sejauh ini, yakni dari Makassar hingga Thailand. 

Sesuai dengan perencanaan, ekspedisi ini akan dimulai Juli hingga September 2025. Kepada tim Unhas TV, salah seorang atlet EPA III Ashrullah Djalil menerangkan, ekpedisi ini akan menempuh sekitar 2.300 mil laut.

Berbeda dari ekspedisi sebelumnya yang berfokus pada Sabah, Brunei, Kalimantan, dan Australia, EPA III kali ini akan menempuh 4 negara, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand dengan misi akademis menyusuri persebaran pengembara laut. 

Rute pelayaran EPA III akan melalui perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Kalimantan, Bangka Belitung, dan masuk ke perairan internasional menuju Thailand, dengan total sekitar 60 lebih titik persinggahan. 

Ashrullah menambahkan, ekspedisi akan berlangsung pada musim Timur, sehingga akan ada beberapa wilayah perairan di mana perahu akan berlayar melawan arah ombak dan angin. Hal itu menjadi tantangan tersendiri dalam ekspedisi ini. 

"Jadi titik yang paling berbahaya sejauh ini menurut kami adalah penyeberangan dari Sulbar ke Kalimantan, dan dari Kalimantan Barat ke Bangka Belitung. Kalau dalam perkiraan kami di situ titik riskannya," ungkapnya. 

Ekspedisi ini akan menggali kembali jejak migrasi dan budaya bahari dari kelompok etnis pengembara laut yang tersebar di Asia Tenggara. "EPA kali ini kita akan menyusuri ersebaran pengembara laut, jadi pengembara laut ini terbagi ke dalam beberapa suku, ada Mandar, Bugis, Makassar, Bajo, dan orang laut," ujar Ashrullah Djalil. 

Setiap titik persinggahan atau etape telah dirancang berdasarkan kajian sejarah dan riset kebudayaan, termasuk catatan kolonial dan narasi lokal. Tak hanya berlayar, tim juga akan berdiskusi dengan komunitas Orang Laut di Singapura dan Thailand untuk menjalankan misi akademisnya. 

Ashrullah menyebut EPA III memiliki dua hasil utama, yakni kesadaran masyarakan akan identitas kita sebagai bangsa maritim, serta kontribusi dalam hal akademis berupa seminar dan buku. 

"Kami berharap masyarakat sadar bahwa kita adalah masyarakat yang berbasis maritim, ini kebudayaan kita jangan hilangkan karena kepentingan dari luar akan berusaha menghilangkan ini. Sebagai output yang dapat kami berikan kepada masyarakat, kami akan buat seminar dan menerbitkan buku berisi hasil dari ekspedisi ini,” tuturnya.(*)

Iffa Aisyah Rahman (Unhas TV)