MAKASSAR, UNHAS.TV - Kebakaran termasuk salah satu kecelakaan yang paling membahayakan kehidupan manusia. Ia tidak hanya merusak harta benda, tetapi yang paling parah adalah menyebabkan kematian.

Penelitian Yao Y, Zhang A dan kawan-kawan (2021) menyebutkan, sekitar 300 ribu orang di dunia meninggal karena jadi korban kebakaran. Umumnya karena luka bakar yang sulit diatasi.

Dunia kedokteran mengenal empat tahap untuk penyembuhan luka bakar. Tahap tersebut yakni homeostatis (coagulation), inflammation (atau peradangan yang berlangsung 1-4 hari), proliferation (4-21 hari), dan terakhir maturation (prose depoosisi kolagen yang memakan waktu 21 hari sampai 2 tahun).

Penanganan yang umum pada korban luka bakar yakni membersihkan luka dari benda asing, penggunaan gas sterisl, dan cairan antimikroba seperti Silvadene Sulfamylon dan Acticoat.

Namun, penelitian terbaru menemukan fakta bahwa perban dari kulit ikan bisa mempercepat proses peyembuhan luka bakar. Bahkan borok pada kaki penderita diabetes pun bisa diatasi dengan kulit ikan.

Satu hal yang membuat kulit ikan ini jadi pilihan baru di dunia kedokteran karena kulit ikan mengandung kolagen I dan III, asam lemak tak jenuh Omega-3, EPA, dan DHA.

Kolagen adalah protein yang dibutuhkan untuk kesehatan kulit. Adapun DHA dan EPA memiliki khasiat antibakteri dan antioksidan. Makanya, dipandang lebih aman jika diterapkan pada korban luka bakar.

Kandungan zat pada kulit ikan juga punya khasiat antiradang yang membantu pemulihan luka lebih cepat.

Atas dasar keunggulan itu, Kirsner RS dan Margolis DJ (2020) juga menemukan keunggulan manfaat penggunaan perban kulit ikan ini pada penanganan penderita diabetes yang kakinya borok karena luka.

Seperti dikutip dari National Library of Medicine, dua per tiga dari penderita itu, lukanya bisa tertutup lebih cepat setelah menggunakan perban dari kulit ikan. Lebar luka mengecil 50 persen setelah empat pekan perawatan dan 90 persen luka tertutup pada perawatan 12 pekan.(amir pr)