Pendidikan

Kurang Lebih 2.000 Ilmuwan Amerika Menuduh Pemerintahan Trump Menghancurkan Ilmu Pengetahuan



Ribuan orang berdemonstrasi menuntut pendanaan sains dan penelitian di Washington DC pada 7 Maret 2025. Foto: Allison Bailey/NurPhoto/REX/Shutterstock.
Ribuan orang berdemonstrasi menuntut pendanaan sains dan penelitian di Washington DC pada 7 Maret 2025. Foto: Allison Bailey/NurPhoto/REX/Shutterstock.


Kebijakan yang Menghambat Kemajuan Ilmiah

Kelompok ilmuwan ini menyoroti kebijakan pemerintahan Trump yang mencakup penghentian pendanaan penelitian, pemecatan ilmuwan, serta pembatasan akses publik terhadap data. Baru-baru ini, sejumlah hibah penelitian terkait isu LGBTQ+, identitas gender, serta keberagaman, kesetaraan, dan inklusi dibatalkan oleh National Institutes of Health (NIH). Menurut surat penghentian yang diterima para peneliti di berbagai universitas dan ditinjau oleh ABC News, proyek-proyek ini dibatalkan karena dianggap tidak sesuai dengan "prioritas" pemerintahan saat ini.

Selain itu, awal tahun ini, sejumlah pegawai diberhentikan dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) sebagai bagian dari upaya efisiensi pemerintahan yang dipimpin oleh Elon Musk untuk mengecilkan ukuran birokrasi federal.

Bulan ini, HHS juga menghapus halaman web dari Kantor Ahli Bedah Umum (Office of the Surgeon General) yang berisi panduan tentang kekerasan senjata api. Dalam pernyataannya kepada ABC News, HHS menyatakan bahwa tindakan tersebut sejalan dengan Perintah Eksekutif Presiden Trump tentang Perlindungan Hak Amandemen Kedua.

Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar dari ABC News terkait surat terbuka ini.

Dampak Besar bagi Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan Publik

Surat tersebut juga memperingatkan dampak besar yang dapat terjadi jika fondasi penelitian di AS dilemahkan.

"Jika sistem penelitian di negara ini dibongkar, kita akan kehilangan keunggulan ilmiah kita," lanjut surat tersebut. "Negara lain akan memimpin dalam pengembangan pengobatan penyakit baru, energi bersih, dan teknologi masa depan. Penduduk mereka akan lebih sehat, ekonomi mereka akan melampaui kita dalam bisnis, pertahanan, intelijen, dan pemantauan kesehatan planet kita. Kerusakan pada ilmu pengetahuan nasional kita bisa memakan waktu puluhan tahun untuk diperbaiki."

Surat ini muncul di tengah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di HHS, termasuk di NIH, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA). Diperkirakan hingga 10.000 orang akan kehilangan pekerjaan dalam putaran PHK kali ini, jumlah yang dapat secara signifikan mengubah peran dan kapasitas departemen tersebut. Ini menambah jumlah hampir 10.000 pegawai lainnya yang telah meninggalkan lembaga ini dalam beberapa bulan terakhir melalui penawaran pensiun dini dan paket pesangon.

Dengan meningkatnya tekanan terhadap akademisi dan ilmuwan, banyak pihak kini mulai mempertanyakan masa depan dunia penelitian di Amerika Serikat di bawah pemerintahan yang semakin mengekang kebebasan berpikir dan berekspresi. (*)