Pada pidato pengukuhan tampil pertama Prof Mursalim Nohong dengan mengangkat judul “Green Financial Management: Pathways to Sustainable Competitive Advantage” yang membahas pentingnya Manajemen Keuangan Hijau.
Ia mengatakan Green Financial Management sebagai konsep dan praktik yang mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam pengambilan keputusan keuangan perusahaan dan institusi keuangan.
“Green Financial Management telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Konsep ini mencerminkan pentingnya kesadaran dan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, kelayakan ekonomi jangka panjang, serta tanggung jawab sosial,” ungkap Prof Mursalim.
GURU BESAR. Upacara pengukuhan empat guru besar baru di Ruang Senat Akademik, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Selasa (24/12/2024). (dok humas Unhas)
Pidato kedua dibawakan Prof Abd Rahman R dengan judul “Pusat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah dalam Perspektif Konsep Integrasi” menyoroti pentingnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi regional sebagai strategi untuk mengatasi ketimpangan wilayah.
“Konsep integrasi menjadi landasan utama untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi, dan lembaga riset adalah kunci untuk mencapai tujuan ini,” jelas Prof Rahman.
Pidato ketiga Prof Maat Pono mengangkat tema “Transformasi Operasional UKM dalam Meningkatkan Daya Saing di Era Ekonomi Digital” membahas peran strategis UKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
“Di era ekonomi digital, daya saing menjadi elemen kunci bagi kelangsungan UKM. Adaptasi terhadap digitalisasi membuka peluang besar bagi UKM untuk memperluas pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan bersaing di tingkat nasional maupun global,” ungkap Prof Maat.
Guru besar keempat yang membawakan orasi adalah Prof Nasmilah dengan judul “Bahasa Inggris dalam Perspektif Pedagogi: Peranan, Tantangan, dan Peluang di Era Globalisasi”. Orasi ini menyoroti tantangan dalam pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia.
“Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia menghadirkan kendala tersendiri dalam proses akuisisi. Diperlukan kebijakan strategis untuk meningkatkan penguasaan Bahasa Inggris, seperti program total immersion, penyesuaian kurikulum, serta pelatihan berkelanjutan bagi siswa sejak tingkat dasar hingga menengah,” jelas Prof Nasmilah.
Upacara pengukuhan ini menandai pencapaian penting dalam peningkatan kualitas akademik Universitas Hasanuddin, sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat kontribusi Unhas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (*)