Unhas Story

Lulus Tanpa Skripsi, Adhiem Bahri Buktikan Jurnal Bisa Jadi Jalan Alternatif di Unhas

UNHAS.TV – Tak perlu seminar tutup. Tak harus menulis skripsi tebal. Muhammad Adhiem Bahri membuktikan bahwa menyelesaikan studi sarjana di Universitas Hasanuddin (Unhas) kini bisa ditempuh dengan cara berbeda: lewat publikasi jurnal ilmiah.

Adim, wisudawan Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya Unhas, adalah mahasiswa pertama di prodi-nya yang berhasil meraih gelar sarjana melalui jalur alternatif tersebut.

Keberhasilannya menjadi salah satu bukti bahwa kebijakan baru tentang fleksibilitas tugas akhir benar-benar membuka jalan baru bagi mahasiswa yang memiliki semangat riset dan menulis.

Perjalanan Adim tak dimulai dengan kemudahan. Masuk Unhas pada tahun 2021, ia tak menyangka akan menjadi pelopor dalam skema tugas akhir non-skripsi.

“Waktu itu saya semester lima, tiba-tiba Ketua Prodi datang dan bertanya, ‘Dim, kamu mau jadi yang pertama di prodi untuk bisa lewat jalur jurnal ini?’,” kenang Adim.

Tawaran itu tak langsung ia terima tanpa pertimbangan. Jalur jurnal memang terlihat menjanjikan—tidak ada seminar tutup, tak perlu menghadapi panel dosen penguji skripsi—namun prosesnya sendiri jauh dari kata mudah.

“Peraturannya belum sepenuhnya mapan, masih banyak yang belum jelas waktu itu,” tambahnya.

Namun Adim memilih menantang diri. Ia mulai merancang riset dan mengangkat topik yang masih jarang disentuh: efektivitas komik digital dalam pengajaran kosakata bahasa Arab.

Judul risetnya, "The Effectiveness of Digital Comics in Arabic Vocabulary Teaching", kemudian berhasil diterbitkan di Jurnal Albayan, yang dikelola oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, volume 16, nomor 2 tahun 2024.




“Menulis jurnal ilmiah itu tidak kalah sulit dari skripsi. Justru lebih kompleks, karena harus menyesuaikan standar akademik nasional, termasuk proses review dan revisi dari jurnal,” ujarnya.

Belum lagi, Adim juga harus menanggung biaya publikasi sendiri, sebuah tantangan tambahan yang tak semua mahasiswa siap menempuhnya.

Namun hasilnya sepadan. Dalam waktu tiga setengah tahun, Adim menuntaskan kuliahnya—lebih cepat dari rata-rata masa studi mahasiswa sarjana.

Ia pun resmi diwisuda pada periode April 2025, dengan kebanggaan tersendiri sebagai pelopor jalur jurnal di prodi Sastra Arab.

Meski tidak semua mahasiswa bisa menempuh jalur ini, Adim menyebut bahwa jalur jurnal sangat cocok bagi mereka yang menyukai riset dan menulis. Ia berharap ke depan lebih banyak mahasiswa berani mengambil jalur ini sebagai alternatif.

“Saya rekomendasikan untuk teman-teman yang memang suka menulis, suka eksplorasi dan riset. Ini jalur yang layak dicoba,” ucapnya.

Kebijakan fleksibilitas tugas akhir mahasiswa merupakan bagian dari arahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang bertujuan memberikan ruang inovasi akademik dan mengakomodasi potensi mahasiswa dengan berbagai minat dan keahlian.

Langkah Adim menjadi inspirasi bahwa menjadi sarjana tak melulu soal skripsi, tetapi juga tentang bagaimana berani memilih jalan lain, menaklukkannya, dan menjadikannya pijakan untuk masa depan yang gemilang.

(Iffa Aisyah Rahman / Unhas.TV)