Sport

Maarten Paes: Mengenang Blijvers, Mengenang Indonesia




Ada pula Tjalie Robinson, seorang penulis dan jurnalis Indo yang mendirikan majalah Tong Tong, media yang menjadi penghubung bagi komunitas Blijvers dan orang Indo-Belanda yang terpaksa meninggalkan tanah air mereka.

Melalui tulisan-tulisannya, ia mencoba mempertahankan budaya dan bahasa yang mereka bawa dari Hindia Belanda.

Mereka semua adalah orang-orang yang terperangkap dalam sejarah. Mereka yang tak benar-benar Belanda, tetapi juga tak bisa lagi menjadi bagian dari Indonesia.

***

Peluit wasit berbunyi. Maarten Paes menarik napas dalam. Ia mengenakan seragam merah-putih, warna yang pernah melekat dalam ingatan neneknya. Bagi sebagian orang, ini hanya sepak bola. Tetapi bagi Maarten, ini adalah sesuatu yang lebih besar.

Ini adalah tentang seorang nenek yang kehilangan rumahnya, tetapi tak pernah berhenti mencintainya. Ini adalah tentang mereka yang dipaksa pergi, tetapi tak pernah benar-benar bisa melupakan.

Bola datang, refleksnya bekerja. Ia melompat, menepisnya. Stadion bergemuruh.

Di suatu tempat, dalam sejarah yang tak pernah benar-benar berlalu, mungkin para Blijvers akhirnya merasa mereka kembali.

Di antara penonton yang mendatangi stadion, dia seakan melihat neneknya, Nel, di sana. Tiba-tiba, matanya berair.


*Penulis adalah blogger, peneliti, dan digital strategist. Lulus kuliah di Unhas, UI, dan Ohio University. Kini tinggal di Jawa Barat.