Mahasiswa

Mahasiswa KKN Unhas Sulap Buku Jadi Cerita dan Bangkitkan Literasi di Jeneponto

kkn

JENEPONTO, UNHAS.TV – Di tengah gema riuh era digital yang kerap menggerus minat baca, sebuah inisiatif sederhana namun sarat makna hadir dari pelosok Jeneponto. Di kaki Gunung Silanu, tepatnya di MTs Muhammadiyah Tombo-Tombolo, Desa Gunung Silanu, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, seorang mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Hasanuddin (Unhas) tengah menorehkan jejak. Bukan dengan teknologi canggih, melainkan dengan kekuatan klasik: cerita dan imajinasi.

Selama empat hari, dari 21 hingga 24 Juli 2025, suasana di perpustakaan sekolah tersebut menjadi hidup. Tak ada lagi tumpukan buku yang sunyi, melainkan diubah menjadi sumber inspirasi. Mengusung tema yang begitu relevan dengan tantangan zaman, “Membaca Menumbuhkan Imajinasi, Menulis Menumbuhkan Karya”, mahasiswa KKN ini menggagas program kerja individu yang brilian: mengolah isi buku-buku bacaan menjadi cerita-cerita pendek yang lebih dekat dengan dunia remaja.

"Saya ingin siswa melihat bahwa dari membaca, mereka bisa menciptakan. Menulis tidak harus sulit, cukup mulai dari apa yang mereka pahami dan rasakan dari sebuah buku," ungkap mahasiswa yang tak ingin disebut namanya ini, dengan senyum ramah yang merekah. Pendekatan ini adalah sebuah revolusi kecil dalam dunia literasi. Alih-alih menyuruh siswa membaca, ia justru 'menyulap' buku menjadi media interaktif. Cerita-cerita yang dihasilkan dibacakan dengan penuh ekspresi di hadapan siswa, dilengkapi dengan lembaran bergambar sederhana yang membuat visualisasi semakin menarik.

Literasi di Era Disrupsi: Fondasi Karakter dan Kecerdasan

Inisiatif ini bukan hanya sekadar kegiatan pengisi waktu KKN. Program ini merupakan bagian integral dari KKN Tematik Unhas yang dikoordinatori oleh Muhammad Yusuf Wirajayanegara. Yusuf, seorang pegiat literasi menekankan pentingnya fondasi literasi di tengah arus informasi yang membanjiri generasi muda saat ini.

"Literasi adalah pondasi penting dalam pembentukan karakter dan kecerdasan siswa di era digital," tutur Yusuf. "Di zaman di mana hoaks dan disinformasi mudah tersebar, kemampuan memahami, menganalisis, dan memproduksi informasi dengan baik adalah kunci. Kegiatan seperti ini menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu hadir dan memberi solusi nyata. Ini bukan hanya tentang pengabdian, tetapi juga tentang meninggalkan jejak yang membangun."

Fenomena 'literasi digital' memang tengah menjadi perhatian global. Menurut laporan UNESCO tahun 2023, meski akses informasi semakin mudah, tingkat pemahaman baca dan kemampuan kritis masyarakat di berbagai negara masih menjadi tantangan. Indonesia, dengan indeks literasi yang masih perlu ditingkatkan, sangat membutuhkan inisiatif serupa di tingkat akar rumput. Program KKN Unhas ini menjadi salah satu bukti nyata komitmen perguruan tinggi dalam menyumbangkan solusi terhadap isu krusial ini.

Ilustrasi seorang mahasiswa KKN Tematik Universitas Hasanuddin membacakan cerita bergambar hasil olahan buku perpustakaan kepada siswa MTs Muhammadiyah Tombo-Tombolo, di kaki Gunung Silanu, Jeneponto. Selama empat hari, program literasi ini menghidupkan kembali semangat membaca dan menulis siswa, membuktikan bahwa di tengah era digital, kekuatan cerita dan imajinasi masih menjadi jembatan emas bagi pendidikan karakter dan kreativitas anak bangsa. Kredit: Chat GPT.

>> Baca Selanjutnya