LUWU, UNHAS.TV - Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin serta Teknik Metalurgi dan Material Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan kunjungan industri ke Smelter PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, 24 November 2024.
Kunjungan industri ini dilakukan untuk memperkenalkan mahasiswa pada operasional industri pengolahan nikel, sekaligus membangun hubungan antara dunia akademik dan sektor industri.
Manajer PT BMS, Faiz, yang juga merupakan alumni Teknik Mesin Unhas, menjelaskan bahwa Smelter I PT BMS telah beroperasi sejak April 2024 dengan fokus produksi Ferro Nickel.
“Kami sedang mempersiapkan Smelter II yang dijadwalkan beroperasi tahun depan untuk memproduksi Nickel Matte dan Nickel Sulfate. Ini merupakan langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan industri nikel, baik di dalam negeri maupun global,” ungkap Faiz.
Ketua Departemen Teknik Mesin Unhas, Dr Ir Muhammad Syahid ST MT, menyatakan bahwa kunjungan ini adalah bagian dari upaya meningkatkan kolaborasi dengan industri.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan mahasiswa gambaran nyata tentang implementasi ilmu yang mereka pelajari di kampus dalam dunia kerja. Selain itu, kami berharap kerja sama ini bisa terus berlanjut untuk mendukung pendidikan berbasis industri,” ujarnya.
Sedangkan Kepala Program Studi (Prodi) Teknik Metalurgi dan Material, Dr Hairul Arsyad ST MT, juga berharap kunjungan ini dapat membuka peluang lebih luas untuk kolaborasi di masa depan.
“Kerja sama dengan PT BMS sangat penting, khususnya bagi mahasiswa kami agar mereka memahami seluk-beluk industri nikel sebelum terjun ke dunia kerja. Pengetahuan seperti ini menjadi bekal berharga bagi mereka,” kata Hairul.
Kunjungan industri ini memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa mengenai tantangan dan peluang di industri pengolahan nikel.
"Mereka diharapkan dapat menjadi bagian dari SDM unggul yang mendukung pengembangan industri mineral berkelanjutan di masa depan," ujarnya.
Program Studi Teknik Metalurgi dan Material Unhas sendiri baru didirikan pada tahun 2023 atas inisiatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves).
Prodi ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor industri mineral, terutama nikel, yang berkembang pesat di Sulawesi dan kawasan Indonesia Timur. Saat ini, program studi tersebut telah memiliki dua angkatan mahasiswa. (*)