Kesehatan

Makanan Bakar-bakaran Bisa Picu Kanker Usus

MAKASSAR, UNHAS.TV - Makanan yang diolah dengan bakar atau panggang, selalu mampu mengundang selera. Namun, di balik kenikmatan itu, ada risiko kesehatan yang terkandung di dalamnya. 

Pengolahan makanan dengan cara dibakar atau dipanggang langsung di atas api dapat menyebabkan terbentuknya senyawa berbahaya seperti polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) dan heterosiklik amina (HCA).

Dua senyawa ini merupakan karsinogen atau zat yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. PAH dan HCA adalah senyawa berbahaya yang terbentuk saat daging dimasak pada suhu tinggi seperti dibakar atau dipanggung. 

PAH muncul ketika lemak dari daging menetes ke sumber panas, menghasilkan asap yang menempel pada makanan.

Adapun HCA terbentuk dari reaksi kimia antara asam amino dan kreatinin pada permukaan daging yang dipanaskan. PAH dan HCA berpotensi menyebabkan kanker karena dapat merusak DNA sel tubuh.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi DR dr Fardah Akil SpPD K-GEH, mengonsumsi daging yang terbakar dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu panjang, dapat merusak sel-sel di lapisan usus.

Ini dikarenakan senyawa karsinogen yang terkandung di dalam makanan bakaran dapat memicu inflamasi atau peradangan pada dinding usu 

"Risiko terkena kanker usus besar juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti kebiasaan merokok, pola makan yang rendah serat, dan kurangnya aktivitas fisik. Penting bagi masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan memiliki serat tinggi," kata Staf Divisi Gastroentero-Hepatology Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr dr Fardah Akil SpPD K-GEH. 

Dokter Fardah menganjurkan agar masyarakat yang ingin menikmati makanan bakaran untuk menggunakan metode pemasakan yang lebih sehat. Misalnya, dengan memanggang di suhu lebih rendah dan menghindari pembakaran langsung di atas api.

Juga disarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah dalam jumlah cukup untuk menangkal dampak negatif dari makanan yang mengaandung karsinogen. Meski makanan bakar-bakaran memang menggiurkan, perlu diingat untuk mengonsumsi dengan bijak dan tidak berlebihan.

Venny Septiani Semuel (Unhas TV)