MAKASSAR, UNHAS.TV - Mantan Presiden Uruguay Jose Mujica yang selama jabatannya terkenal dengan reformasi sosialnya, meninggal pada usia 89 tahun di Uruguay, Selasa (13/5/2025).
"Dengan duka yang mendalam, kami umumkan meninggalnya Pepe Mujica," tulis Presiden Uruguay Yamandu Orsi melalui akun X. "Beliau presiden, aktivis, pemimpin sekaligus pembimbng. Kami akan selalu sangat kehilangan. Terima kasih atas segala yang engkau berikan kepada kami dan segenap cinta yang berikan kepada rakyat kita."
Jose Mujica menghentak dunia takkala menjadi presiden karena sikap sederhananya. Dia jarang tinggal di Istana Negara dan lebih memilih tinggal di rumahnya di pinggiran kota sambil bertanam sayuran.
Mobil dinas tak pernah ia pakai dan lebih menyukai menggunakan mobil Volkswagen Beetle tua miliknya. Tentang julukan "Presiden Termiskin di Dunia", Mujica hanya menimpali, "Saya bukan presiden miskin. Miskin itu sikap yang butuh banyak hal sedangkan saya tidak butuh banyak. Saya hidup berdasarkan apa yang pantas untuk saya yang sudah saya terapkan jauh sebelum jadi presiden."
“Pepe” Mujica, begitu ia lebih dikenal, mulai dikenal di kancah nasional pada tahun 1960-an sebagai pemimpin kelompok militan sayap kiri Tupamaros, yang melancarkan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah pada tahun 60-an dan 70-an setelah terinspirasi oleh Revolusi Kuba.
Pemberontakan itu dipadamkan oleh pasukan pemerintah selama kediktatoran militer Uruguay, dan Mujica kemudian dipenjara selama hampir 15 tahun.
Mujica menceritakan kengerian periode itu pada tahun 2020. "Kami diikat dengan kawat dengan tangan di belakang punggung selama enam bulan; dilempar keluar dari truk selama dua atau tiga hari; dua tahun tidak dibawa ke kamar mandi, harus mandi dengan kendi, secangkir air, dan sapu tangan," katanya.

Ia dibebaskan dari penjara pada tahun 1985 setelah demokrasi dipulihkan di negara tersebut. Empat tahun kemudian, ia dan anggota Tupamaros lainnya mendirikan Gerakan Partisipasi Rakyat (MPP), partai yang memenangkan beberapa pemilihan legislatif.
Pada tahun 2009, ia meluncurkan upayanya untuk menjadi presiden, menang dalam putaran kedua dengan lebih dari 50% suara. Di bawah pengawasannya, antara tahun 2010 dan 2015, ekonomi Uruguay berkembang, dan ia menerapkan beberapa reformasi progresif.
Uruguay melegalkan aborsi, pernikahan sesama jenis, dan mengizinkan penggunaan ganja untuk rekreasi, menjadi negara pertama di dunia yang melakukannya.
Pendukung Mujica menganggapnya sebagai salah satu pemimpin paling rendah hati yang pernah dimiliki negara tersebut, mengacu pada keputusannya untuk meninggalkan istana presiden dan tinggal di rumah pertanian pedesaan selama masa jabatannya.
Pada April 2024, tiba-tiba ia mengumukan kondisi tubuhnya yang didiagnosa kanker tumor di kerongkongannya. Setelah menjalani perawatan selama berbulan-bulan, dokternya mengatakan pada bulan Agustus bahwa kanker di kerongkongannya tampak dalam tahap remisi, tetapi muncul penyakit ginjal akibat terapi radiasi untuk mengobati tumor tersebut.
Pada bulan Januari 2025, ia mengatakan bahwa kanker telah menyebar ke hatinya, dan mengatakan kepada media Uruguay Búsqueda bahwa ia "sekarat." Ia memilih untuk tidak menjalani perawatan tambahan dan meminta untuk dibiarkan sendiri di senja kehidupannya.(*)