.webp)
Yulidar, ibu rumah tangga dengan keseharian sebagai pengemudi ojek online di Kota Makassar. (dok unhas tv/aminah rahma ahmad)
Sebagai seorang ibu tunggal yang harus menghadapi kehidupan dengan segala keterbatasannya, Yulidar menjadikan semangatnya sebagai energi untuk terus berjuang.
Bagi dia, setiap tetes keringat yang keluar dari tubuhnya adalah bukti cinta dan komitmennya kepada anak-anaknya.
“Teruslah berjuang, jangan pernah takut maupun goyah. Hadapi terus karena kita adalah jantung dalam rumah untuk anak-anak kita,†kata Yulidar penuh keyakinan.
Ia mengingatkan kepada ibu-ibu lainnya, bahwa meskipun hidup penuh dengan tantangan, seorang ibu adalah sosok yang memiliki kekuatan luar biasa.
“Kalau kita goyah, anak-anak juga akan ikut merasakan apa yang kita rasakan. Jadi untuk Ibu-Ibu, tetap berjuang,†tutupnya dengan suara yang penuh semangat.
Pada peringatan Hari Ibu ini, kisah Yulidar menjadi sebuah refleksi tentang makna sejati dari perjuangan seorang ibu.
Tidak ada yang lebih mulia dari pengorbanan seorang ibu yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya, bahkan jika itu berarti harus menempuh perjalanan panjang di bawah panas terik dan hujan deras.
Peringatan Hari Ibu bukan hanya tentang memberi hadiah atau perayaan seremonial.
Lebih dari itu, ini adalah waktu untuk merenungkan pengorbanan luar biasa yang telah diberikan oleh para ibu di seluruh dunia, yang tanpa lelah membimbing anak-anak mereka menuju kehidupan yang lebih baik.
Kisah Yulidar adalah gambaran nyata bahwa menjadi seorang ibu adalah tugas yang penuh tanggung jawab, pengorbanan, dan cinta tanpa batas.
Yulidar, dengan ketegaran dan keberaniannya, adalah contoh sempurna dari kekuatan perempuan yang tak pernah menyerah dalam menghadapi kehidupan yang penuh tantangan.
Di balik kemudi ojek Makassar, ia bukan hanya berjuang untuk sesuap nasi, tetapi juga untuk masa depan yang lebih baik bagi dua putrinya.
(Amina Rahma Ahmad / Unhas.TV)


-300x200.webp)





