UNHAS.TV - Kota Ambon di Provinsi Maluku, sebuah kota yang kaya akan budaya dan tradisi, memiliki keunikan tersendiri dalam setiap perayaan pernikahan.
Selain prosesi resepsi pernikahan seperti pada umumnya, ada satu tradisi yang membuat perayaan di Ambon terasa lebih hidup dan berkesan, yaitu tarian Chacha.
Setelah acara resepsi selesai, para tamu tidak langsung pulang, melainkan ikut serta dalam acara menari bersama yang berlangsung hingga larut malam.
Tarian Chaca bukan sekadar tarian biasa, melainkan sebuah simbol kebersamaan dan sukacita yang dirasakan oleh seluruh tamu undangan.
DANSA. Warga Kota Ambon melakukan dansa Chacha usai menghadiri acara resepsi pernikahan, 30 Agustus 2024 lalu. Tradisi ini dilakukan setelah resepsi selesai. (dok Unhas.tv/Venny)
Dengan diiringi musik khas Ambon yang ceria, suasana resepsi pun berubah menjadi pesta rakyat yang meriah. Semua orang, mulai dari anak-anak hingga orang tua, berbaur bersama mengikuti irama musik yang menggema di seluruh ruangan.
Menurut warga setempat, tradisi tarian Chacha ini sudah berlangsung sejak lama dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari setiap acara pernikahan.
Tarian ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara keluarga pengantin dengan para tamu undangan.
Dengan adanya tradisi tarian Chacha ini, pernikahan di Ambon tidak hanya menjadi momen bahagia bagi kedua mempelai, tetapi juga menjadi perayaan yang membahagiakan bagi seluruh tamu yang hadir. Tradisi ini menunjukkan betapa kuatnya nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam budaya masyarakat Ambon.
Setiap dansa dalam pesta orang Ambon hampir selalu dilakukan berpasangan. Baik anak muda maupun opa dan oma ikut bergoyang tanpa malu. Bagi yang belum memiliki pasangan dansa, cukup ulurkan tangan sebagai tanda ajakan.
“Caranya cukup sederhana, Anda hanya perlu datang ke orang yang ingin Anda ajak berdansa, lalu ulurkan tangan Anda seperti ‘meminta’ izin. Jika diterima, tangan Anda akan segera diambil oleh pasangan dansa Anda. Sangat berkelas, toh?” ujar Mama Elsa, salah seorang warga lokal.
Salah satu yang menarik dari pesta di Ambon adalah pilihan musiknya. Di bawah tenda biru, atau “sabua biru” dalam bahasa Ambon, tamu undangan akan dibawa kembali ke era ‘80-an.
Lantunan lagu-lagu seperti Cotton Fields oleh Creedence Clearwater Revival hingga lagu-lagu Spanyol mewarnai ritme yang mengundang kita untuk berdansa.
DANSA. Warga Kota Ambon melakukan dansa Chacha usai menghadiri acara resepsi pernikahan, 30 Agustus 2024 lalu. Tradisi ini dilakukan setelah resepsi selesai. (dok Unhas.tv/Venny)
Musik di pesta Ambon memang beragam, namun selalu menghadirkan suasana yang menyenangkan dan penuh kegembiraan.
Pesta di Ambon tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga media pelestarian budaya dan tradisi. Setiap gerakan dansa mencerminkan kehangatan dan kekompakan masyarakatnya.
Di tengah riuhnya pesta, selalu ada senyum manis yang menyambut siapa saja yang datang, membuat suasana terasa lebih “manis” sesuai dengan julukan kota ini.
Mengenal lebih dekat tradisi seperti tarian Chacha ini, kita semakin memahami betapa kayanya warisan budaya Indonesia. Semoga tradisi ini tetap terjaga dan dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang sebagai identitas kebanggaan masyarakat Ambon.
Bagi Anda yang ingin merasakan suasana pesta yang berbeda, datanglah ke Ambon. Di sini, Anda tidak hanya menikmati musik dan tarian, tetapi juga merasakan langsung keakraban dan keramahan orang-orangnya.
Karena di Ambon, setiap pesta adalah cerminan dari tradisi yang kaya, budaya yang hidup, dan jiwa yang penuh semangat. (*)
(Venny Septiani Semuel / Unhas TV)