MAKASSAR, UNHAS.TV – Menteri Pertanian Republik Indonesia Dr Ir Andi amran Sulaiman MP menyempatkan diri kembali ke ruang-ruang kelas Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas), Sabtu (13/9/2025).
Hal itu dilakukan Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) Unhas itu sebelum membawakan Orasi Ilmiah di acara puncak Dies Natalis ke-69 Unhas yang berlangsung di Baruga Andi Pangerang Pettarani.
Andi Amran mengajar di tujuh kelas, meski masing-masing dengan durasi singkat. Hal itu dilakukannya sebagai sebuah penghormatan kepada almamater. Mentan mengajar di kelas Basic Learning Skills, Character and Creativity (Balance) mahasiswa baru 2025.
Dalam pernyataannya, Menteri Pertanian menegaskan bahwa peran sebagai pendidik tidak pernah bisa dilepaskan meskipun kini ia memikul tanggung jawab sebagai pejabat negara.
“Sebagai dosen tentu saya harus tunduk dan patuh pada aturan, termasuk kepada dekan dan rektor. Jadi saya berkewajiban tetap mengajar,” ujarnya saat membawakan orasi ilmiah Dies Natalis Unhas.
Kehadirannya di kelas mendapat sambutan hangat dari mahasiswa. Ia tidak hanya menyampaikan materi akademik, tetapi juga membagikan pengalaman pribadinya ketika menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian Unhas.
Bagi mahasiswa, kesempatan belajar langsung dari seorang menteri sekaligus alumni menjadi pengalaman berharga. Momen ini memperlihatkan bahwa ikatan antara alumni dan kampus tidak terputus meskipun telah menempati posisi penting di pemerintahan.
Menteri Pertanian juga sempat berjalan-jalan menyusuri koridor gedung Fakultas Pertanian tempatnya dahulu beraktivitas.
Ia mengenang masa-masa sederhana, termasuk ketika sering makan mi instan di lantai 3 gedung Teknologi Pertanian (Tekper) dan saat mengalami penolakan dari perempuan. "Saya juga mengingat tempat saya ditolak," ujarnya disambut tawa audiens.
“Banyak yang berubah. Namun, yang tidak berubah adalah rasa hormat saya kepada guru-guru dan dosen yang telah membimbing kami,” katanya.
Menteri Pertanian juga menyampaikan apresiasi khusus kepada Prof. Basri Hasanuddin, Rektor Unhas pada masanya.
Ia mengenang kebaikan sang rektor yang pernah memberikan penghargaan berupa uang Rp150 ribu saat dirinya merintis usaha menjual racun tikus dengan merek dagang Tiran.
Menurut Mentan Amran, dukungan itu menjadi motivasi awal yang penting dalam perjalanan karier dan bisnisnya.
"Terima kasih untuk guru kita semua, bapak Rektor di masanya Prof Basri Hasanuddin. Saya ingat pernah dikasih uang Rp150 ribu saat merintis usaha racun tikus," kenangnya.
Selain mengajar, kehadiran Menteri Pertanian di Fakultas Pertanian sekaligus menjadi napak tilas perjalanan hidupnya.
Ia mengaku banyak nilai dan pelajaran hidup yang diperoleh selama menjadi mahasiswa Unhas, termasuk ketekunan, kemandirian, dan semangat berjuang.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kunjungan Menteri Pertanian di Makassar. Pada orasi ilmiah puncak peringatan Dies Natalis ke-69 Universitas Hasanuddin, Mentan Amran juga menegaskan pentingnya tekanan untuk menjadi maju dan sukses.
"Izin Pak Rektor, untuk menjadi sukses dan maju memang dibutuhkan tekanan. Berlian untuk menjadi mahal harus mendapatkan tekanan dan suhu hingga 3.500 derajat celcius," ujarnya.
(Rahmatia / Venny Septiani Semuel / Unhas.TV)