UNHAS.TV - Nama panjangnya Mulyadi Anugerah Papua, akrab disapa Kak Mul. Lelaki asal Kabupaten Pinrang ini bukan mahasiswa biasa.
Di usianya yang baru menginjak 21 tahun, ia sudah mengoleksi deretan gelar. Runner Up Putra Sulawesi Selatan 2023, Duta Wisata Pinrang 2024, sekaligus atlet Taekwondo dengan medali dari berbagai turnamen.
Dan merujuk namanya, ada yang unik. Nama belakangnya, adalah Papua yang sering mengundang tanya.
“Saya lahir di Kota Mulia, Puncak Jaya, Papua. Makanya nama saya diambil dari situ,” kata Mulyadi sambil tersenyum.
Ayahnya pernah merantau di tanah Cenderawasih sebelum kembali ke kampung halaman dan menetap di Pinrang.
Kakaknya, Mulianti Cipta Irja, bahkan mengabadikan nama lama Papua yakni Irian Jaya sebagai nama belakangnya. “Jadi, meskipun orang tua asli Pinrang, jejak Papua itu tetap melekat di keluarga kami.”
Masuk ke Unhas adalah impian lama Mulyadi. Tahun 2022, ia diterima lewat jalur mandiri di Jurusan Ilmu Komunikasi. “Agak susah, butuh banyak pengorbanan. Biayanya juga lumayan,” ujarnya.
Awalnya, ia membayangkan kuliah di Ilmu Komunikasi berarti banyak berbicara di depan publik. “Ternyata realitanya lebih kompleks. Ada tiga konsentrasi, jurnalistik, public relations, dan broadcasting. Saya akhirnya memilih broadcast,” tuturnya.
Meski harus membagi waktu dengan aktivitas lain, kuliah tak ia tinggalkan. Baginya, komunikasi bukan sekadar ilmu di ruang kelas, tapi juga bekal saat ia tampil di panggung-panggung kompetisi.
Ajang Pertama, Putra Sulawesi Selatan
Perjalanan Mulyadi di dunia pageant berawal dari 2021, saat ia mengikuti pemilihan Duta Pelajar Pinrang. Tak menang, tapi pengalaman itu membuka jalan ke kompetisi yang lebih besar.
Melalui media sosial, ia selalu mengupdate informasi tentang kontestasi putra-putri dan sejenisnya. Dan ia pun mengikuti ajang Putra-Putri Sulawesi Selatan yang digelar Yayasan Sahabat Pemuda Prestasi.
Tahun 2023, saat libur semester, Mulyadi mendaftar. “Kebetulan baru masuk semester dua. Jadi masih mahasiswa bau kencur, tapi nekat coba,” katanya.
Persaingan ketat, peserta datang dari berbagai kabupaten. Salah satu pesaing terdekatnya, Fauzan Adinata dari Pangkep, kini jadi rekan satu tim di sebuah wedding organizer.
Tak disangka, Mulyadi menyabet gelar Runner Up 3 Putra Sulawesi Selatan. “Tidak berekspektasi tinggi, tapi malam grand final itu jadi pengalaman paling berkesan,” kenangnya.
Gelar itu membawanya mengemban tugas sebagai ikon pemuda Sulawesi Selatan. “Tugasnya sama dengan pemenang lain, menjalankan program di bidang pendidikan, pariwisata, dan lingkungan.”
Setahun kemudian, kesempatan lebih dekat dengan kampung halaman datang. Saat libur semester, ia ditawari senior untuk ikut ajang Duta Wisata Kabupaten Pinrang.
Awalnya ia bimbang, antara magang atau ikut kompetisi. Orang tua memberi dukungan penuh. “Akhirnya saya daftar, bahkan jadi peserta terakhir.”
Seleksi berlangsung ketat: wawancara, karantina, talent show, hingga grand final di Pantai Stira Paradise, destinasi baru di Pinrang. Mulyadi keluar sebagai juara pertama.
“Peran penting duta wisata adalah menjaga citra daerah,” ujarnya. Pinrang, kata dia, menyimpan potensi wisata beragam: pantai, air terjun, pemandian air panas, hingga Puncak Karomba yang ia sebut sebagai “Malino-nya Pinrang”.
Namun, ia tak menutup mata pada persoalan. Banyak objek wisata di Pinrang kurang terjaga, sebagian hanya bertahan 1–2 tahun karena kesadaran masyarakat rendah.
“Makanya kami, para duta wisata, rutin kampanye di media sosial dan sosialisasi langsung agar masyarakat ikut menjaga,” katanya serius.
Duta Olahraga dan Gaya Hidup Sehat
>> Baca Selanjutnya