Pendidikan

NafTech Unhas Dorong Inovasi Bahan Berbasis Alam, Kurangi Ketergantungan Plastik

Selain itu, NafTech juga mengembangkan berbagai riset serat alam, seperti: 

  • Rami setinggi tiga meter yang dapat menghasilkan kain sehalus sutra dan berpotensi digunakan sebagai bahan dinding kapal.
  • Bambu yang di Sulawesi Selatan memiliki potensi mencapai tiga juta hektare dan dapat diolah menjadi komponen mobil hingga material kapal.
  • Serat kelapa sawit, yang dinilai memiliki nilai ekonomis besar dan seluruh bagiannya bisa dimanfaatkan tanpa menjadi limbah.
  • Kulit durian yang bagian dalamnya diketahui tahan terbakar dan kini sedang diteliti untuk pemanfaatan material baru.

"Setiap inovasi yang kami buat harus mampu menarik minat orang lain. Potensi serat alam kita sangat besar," tambahnya.

Dalam pengolahannya, serat alam diubah menjadi komposit dengan menggabungkan serat sebagai penguat dan matriks sebagai pengikat. Komposit ini memiliki perbandingan tertentu antara matriks dan serat, baik berdasarkan volume maupun massa.

Meski memiliki kekuatan yang lebih rendah dibanding material sintetis, serat alam tetap unggul karena bahan bakunya melimpah, murah, dan ramah lingkungan.

"Material sintetis itu mahal dan tidak ramah lingkungan. Serat gelas bahkan berbahaya karena tidak musnah meski dibakar dan dapat menyebabkan kanker," jelas Ketua NafTech Unhas itu.

Di balik berbagai inovasi tersebut, tantangan juga tak sedikit. Salah satunya adalah keterbatasan peralatan riset. Prof Zulkifli menyebut pernah harus membawa peralatan dari Yogyakarta untuk kebutuhan pengujian. 

"Setiap serat harus diuji serat tunggalnya sesuai standar laboratorium yang ada di Indonesia," katanya.

Meski begitu, dukungan dari kampus dan mitra penelitian terus berdatangan, terutama dalam hal pendanaan dan penyediaan fasilitas uji. Status Indonesia sebagai salah satu negara dengan hutan terbesar di dunia, Prof Zulkifli optimistis bahwa material berbasis alam dapat menjadi kekuatan inovasi nasional.

"Kalau hutan kita melimpah, berarti bahan bakunya juga melimpah. Saya yakin Indonesia bisa berkompetisi secara global dalam inovasi material berbasis alam," tegasnya.

NafTech Unhas kini terus memperkuat riset dan inovasi untuk mendorong pemanfaatan serat alam sebagai alternatif masa depan, sekaligus menjawab tantangan lingkungan akibat penggunaan material sintetis.(*)

Zulkarnaen Jumar Taufik (Unhas TV)