News

Obituari HM Alwi Hamu: Raja Media dari Timur Telah Tiada



Raja koran dari Timur  

Nama ini, bukan sosok yang asing di belantara tanah air. Apalagi di kalangan pebisnis media. Figur Muhammad Alwi Hamu, identik dengan Ruppert Murdock, raja media global. Kini, media di bawah polesan tangan dingin Alwi Hamu sudah menjaring laba-laba di seluruh tanah air.

Kisah keterlibatan Alwi Hamu dalam bisnis media meniti jalan panjang. Awal perkenalannya dengan dunia jurnalistik pun bermula sejak sekolah dasar. 

Ketika masih duduk di kelas 2, dia nekad ikut abangnya yang sekolah di Makassar. Bermodalkan pendidikan setinggi itu, tidak ada yang dapat dilakukannya. 

Alwi kecil tinggal di sebuah kantor perusahaan. Usia boleh muda, tetapi tuntutan zaman mengharuskan dia bekerja. Jadilah dia diperbantukan pada bagian pemasaran perusahaan. 

Tugasnya kala itu tidak populer. Bahkan dapat dikatakan, tak memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus. 

Saban hari tugasnya adalah membersihkan lantai seluas 700 meter persegi. Tidak hanya itu, dia juga harus ke pasar. Selesai tugas tersebut, pekerjaan tidak berakhir. Tugas memasak menunggu. Soalnya, hasil pekerjaannya ditunggu enam orang yang tinggal bersama dia. 

Alwi ternyata tidak betah di Makassar. Dia memutuskan mengikuti orang tuanya balik ke Parepare. Kebetulan, orang tuanya memiliki toko. 

Di kota niaga inilah, Alwi melanjutkan pendidikan sekolah dasarnya. Dia termasuk anak cerdas. Terbukti, selagi duduk di kelas 5 sudah ikut ujian masuk ke sekolah menengah pertama (SMP) dan lulus.

Pendidikan lanjutannya dia sambung di Rappang. Di kota itu, dia tinggal bersama kakeknya yang kebetulan imam desa. Mujur juga, tinggal bersama sang kakek juga memenuhi keinginannya belajar agama.

Baru setahun di Rappang, Alwi hengkang ke Parepare lagi. Ternyata ada perkembangan baru setibanya di kota ini. 

Naluri jurnalistik dan bisnisnya mulai merekah. Ini bertambah lagi setelah berkenalan dengan seorang bernama Salim Said (almarhum, Prof.Doktor,  Duta Besar, mantan wartawan Majalah Tempo dan pengamat militer serta dosen). Bersama dia, Alwi menerbitkan majalah stensilan. Ya, sekelas buletinlah.

Nanti di SMA Alwi berkenalan dengan Andi Makmur Makka, yang dalam perkembangan terakhir tokoh ini menjabat Direktur Habibie Centre dan Pemimpin Redaksi Harian Republika. Keduanya menerbitkan majalah dinding. 

Kesenangannya menjadi penulis, dia lanjutkan ketika memasuki perguruan tinggi. Pada tahun 1965 dia tercatat sebagai salah seorang mahasiswa Fakultas Teknik Unhas. 


>> Baca Selanjutnya