Sport

Ollie Watkins Cetak Brace untuk Aston Villa, Chelsea Diteriaki di Kandang Sendiri



Gelandang Chelsea asal Argentina Enzo Fernandez. (screenshot the sun)


Keputusan itu menjadi titik balik pertandingan. Hanya beberapa menit setelah masuk, Watkins langsung mengubah jalannya laga.

Ia memanfaatkan umpan Rogers dengan kontrol pertama yang apik, lalu melepaskan tembakan keras ke arah gawang. Bola sempat ditepis Robert Sánchez, tetapi pantulan kembali mengenai Watkins dan masuk ke gawang—gol penyama kedudukan 1–1.

Villa yang sebelumnya tampak tumpul, tiba-tiba hidup. Rogers semakin percaya diri di lini serang. Ia kembali berperan besar dalam gol kedua Villa.

Pada menit ke-81, umpan sepak pojok dari Rogers disambar Watkins dengan tandukan tajam tanpa bisa dihalau Sánchez. Stadion Stamford Bridge pun terdiam.

Pendukung Chelsea yang semula bersorak mulai bersiul keras. “Boo!” menggema di tribun barat dan utara. Tim mereka, yang sempat unggul, kembali kehilangan arah setelah kebobolan.

Maresca mencoba merespons dengan memasukkan tiga pemain sekaligus, termasuk menarik keluar Palmer yang tampak frustrasi. Namun, usaha itu tak mengubah hasil.

Villa bahkan nyaris menambah keunggulan lewat aksi Sancho di menit-menit akhir, tetapi Sánchez berhasil menepis tembakannya.

Ia kemudian membuat kesalahan lain dengan terpeleset di luar kotak penalti dan memegang bola, beruntung hanya berujung tendangan bebas yang gagal dimanfaatkan Lucas Digne.

Peluit panjang dibunyikan, para pemain Villa merayakan kemenangan ke-11 mereka secara beruntun. Sementara itu, suporter Chelsea kembali melampiaskan kekecewaan dengan sorakan panjang.

Di pinggir lapangan, Watkins memeluk Rogers yang menjadi kreator dua golnya—duet yang membuat The Villans kini serius menantang perebutan gelar Liga Inggris.

Kemenangan ini tidak hanya memperpanjang catatan sempurna Villa di liga, tetapi juga mengirim pesan bahwa tim asuhan Emery siap bersaing di papan atas.

“Kami punya mentalitas pemenang,” ujar Emery seusai laga, seperti dikutip media Inggris. “Watkins dan Rogers menunjukkan semangat yang luar biasa.”

Sebaliknya, Maresca harus kembali menghadapi pertanyaan tentang inkonsistensi timnya. Chelsea tercatat sudah lima kali musim ini gagal menang setelah unggul lebih dulu. “Kami kehilangan konsentrasi di momen krusial,” katanya singkat.

Dengan kekalahan ini, Chelsea tetap tertahan di papan tengah klasemen, jauh dari posisi kompetisi Eropa. Aston Villa, sebaliknya, terus menempel ketat pemuncak klasemen dengan kemenangan ke-11 beruntun—rekor terbaik klub sejak era 1980-an.

Bagi Watkins, malam di Stamford Bridge menjadi panggung pembuktian. Dua golnya bukan hanya memastikan kemenangan, tapi juga menegaskan statusnya sebagai salah satu penyerang paling tajam di Premier League saat ini.

Dari bangku cadangan, ia mengubah arah laga yang semula dikuasai Chelsea menjadi kemenangan meyakinkan Villa.

Dan bagi para penggemar di tribun tamu, nyanyian mereka selepas laga terdengar semakin lantang: “We’re gonna win the league.” (*)