Ekonomi

Pakar Ekonomi Unhas Tanggapi Raksasa Ekonomi Dunia Terperosok Jurang Resesi

MAKASSAR, UNHAS.TV - Dua negara yang menjadi kekuatan ekonomi dunia, Jepang dan Inggris, sudah masuk ke jurang resesi.

Dilansir dari CNBC Indonesia, Jepang yang sebelumnya negara ekonomi terbesar kedua di dunia, mengalami kontraksi ekonomi atau resesi secara tak terduga. Pada Kamis (15/2/2024), Jepang telah melaporkan penurunan ekonomi yang sangat signifikan, yaitu sebesar 0,4% secara tahunan pada kuartal keempat IV-2023, setelah sebelumnya mengalami kontraksi sebesar minus 3,3% pada kuartal ketiga III-2023.

Disusul oleh Inggris, yang juga memasuki resesi secara teknikal. Kantor statistik nasional Inggris mengumumkan pertumbuhan ekonomi inggris yang negatif, yaitu sebesar 0,3% pada kuartal IV-2023, melanjutkan kontraksi sebesar 0,1% pada periode sebelumnya.

Hal ini menuai reaksi beragam dari seluruh pihak, khususnya seorang pakar Ekononi dari Universiras Hasanuddin (Unhas), Prof. Muhammad Asdar, yang memberikan tanggapannya terhadap resesi yang menimpa dua raksasa ekonomi dunia, yakni Jepang dan Inggris. Ia menyatakan bahwa resesi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan cuaca, penurunan produksi, dan peristiwa global seperti perang.

“Faktor yang menyebabkan resesi antara lain gangguan cuaca, produksi menurun, ataupun seperti yang terjadi diamerika itu penggelembungan saham, bisa juga terjadi resesi karena salah kelolah utang. Yang paling pokok adalah suplay berkurang,” jelas Prof. Asdar.

Prof. Asdar juga menjelaskan bahwa resesi juga dapat disebabkan dari perang yang dilakukan oleh sejumlah negara yang tengah berkonflik. Seperti resesi antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan penurunan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut dan berkelanjutan, yang dapat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB)

“Tapi dieropa memang kan ada resesi akibat perang antara Rusia dan Ukraina,” ungkapnya.

Prof. Asdar juga menyoroti pentingnya pemerintah dalam mendorong investasi sebagai langkah untuk menghindari resesi di Indonesia. Dengan memberikan kemudahan berinvestasi dan memberikan jaminan hukum yang kuat. Hal ini juga betujuan agar pemerintah dapat meningkatkan perputaran uang, pertumbuhan ekonomi, dan menangkal dampak resesi yang mungkin terjadi.

"Resesi ini diliahat dari produk domestic bruto, artinya nilai nilai barang yang tersipta di tahun yang bersangkutan dibulan yang bersangkutan, ukurannya adalah konsumsi masyarakat, konsumsi pemerintah, investasi, ekspor dan impor." jelasnya. (Rahmatia)