Internasional

Perang Dagang Donald Trump, Prabowo Temui Pemimpin PEA di Tengah Ketidakpastian Dunia

UNHAS.TV – Dalam dinamika global yang dipenuhi ketegangan perdagangan dan ketidakpastian geopolitik. Hal itu sejalan dengan putusan perang dagang oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Menyikapi kondisi tersebut, Presiden RI Prabowo Subianto memulai rangkaian lawatan pentingnya dengan bertemu Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA), Mohamed bin Zayed Al Nahyan, pada Rabu (9/4/2025).

Kunjungan ini menjadi langkah awal dari agenda diplomasi luar negeri Presiden Prabowo ke lima negara: Persatuan Emirat Arab, Turkiye, Mesir, Qatar, dan Yordania.

Di tengah dunia yang bergejolak, terutama akibat perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Donald Trump di Amerika Serikat, Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus membangun hubungan strategis di kawasan Timur Tengah.

Dalam suasana hangat Abu Dhabi, Presiden Prabowo dan Mohamed bin Zayed berbicara tentang berbagai isu strategis.

"Yang pertama, saya akan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk tukar menukar pikiran tentang perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia saat sekarang," ujar Presiden Prabowo dalam keterangannya sebelum keberangkatan.

Pertemuan ini menandai babak baru dalam hubungan Indonesia dan PEA, dua negara yang memiliki kepentingan bersama dalam menjaga stabilitas ekonomi kawasan, memperluas kerja sama investasi, serta mempererat hubungan politik di tengah tekanan global.

Usai pertemuan di Abu Dhabi, Presiden Prabowo dijadwalkan melanjutkan perjalanan diplomatiknya ke Turkiye.

Di sana, ia akan menghadiri Antalya Diplomacy Forum dan tampil sebagai pembicara dalam sesi Leader’s Talk.

Selain itu, Presiden juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

"Di Antalya, saya juga akan melaksanakan konsultasi dengan beliau (Presiden Erdogan) tentang beberapa hal," ujarnya.

"Juga menyangkut geopolitik dan geoekonomi, juga kerja sama industri dan perdagangan, serta pendidikan dan kebudayaan. Kita punya hubungan yang cukup luas dan komprehensif dengan Turkiye," tambah Prabowo.

Langkah Presiden Prabowo ini dipandang sebagai upaya memperkuat posisi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

Di saat banyak negara berfokus pada urusan domestik akibat tekanan ekonomi dunia, Indonesia justru memperluas sayap diplomasi, membangun jejaring strategis, dan membuka peluang kolaborasi lintas benua.

Dalam konteks global saat ini, di mana World Trade Organization (WTO) mencatat terjadi penurunan pertumbuhan perdagangan dunia sebesar 1,7% pada 2024 akibat tensi perang dagang.

Kunjungan Presiden Prabowo ke negara-negara strategis ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia tidak tinggal diam menghadapi gejolak tersebut.

Kunjungan ini juga dipandang sebagai bagian dari strategi besar Indonesia untuk memperluas jalur perdagangan baru, memperkuat hubungan dengan Timur Tengah, dan menjajaki peluang kerja sama ekonomi dan pertahanan yang lebih dalam di masa depan. (*)

(Andrea Ririn Karina / Unhas.TV)