Ekonomi

Peretasan Terburuk Sepanjang Sejarah, Mata Uang Kripto Senilai Rp23 Triliun Dicuri



Peretasan siber yang dikaitkan dengan kelompok hacker Lazarus dari Korea Utara. Credit: CoinPedia.
Peretasan siber yang dikaitkan dengan kelompok hacker Lazarus dari Korea Utara. Credit: CoinPedia.


Dampak Peretasan bagi Pasar Kripto

Insiden ini, menurut  MarketWatch (21/2), langsung mengguncang pasar aset digital. Harga Ethereum turun drastis dari 2.828 dolar menjadi 2.631 dolar, mengalami penurunan 7,3 persen dalam waktu singkat. Sentimen negatif ini juga menyebabkan Bitcoin turun hingga 2 persen, dengan harga mencapai 96.100 dolar. Total nilai pasar aset kripto turun 1,86 persen menjadi 3,17 triliun dolar, sementara volume perdagangan justru melonjak 53 persen hingga mencapai 139,49 miliar dolar akibat aksi jual besar-besaran.

Kepercayaan investor pun terguncang. Indeks "Fear and Greed", menurut News. AZ (23/2), turun ke angka 38, menandakan meningkatnya ketakutan di pasar. Peretasan ini juga memicu likuidasi aset sebesar 566 juta dolar dalam waktu singkat (Coinpedia, 22/2 ).

Respons Bybit dan Dukungan dari Industri

Meskipun mengalami kerugian besar, Bybit menegaskan bahwa mereka tetap dalam kondisi finansial yang stabil. Ben Zhou mengonfirmasi bahwa perusahaan telah memperoleh pinjaman yang dapat menutupi 80 persen Ethereum yang hilang. Bybit juga memastikan tidak akan melakukan pembelian Ethereum dalam jumlah besar di pasar untuk mengembalikan dana yang hilang, sehingga menepis spekulasi bahwa harga Ethereum akan melonjak akibat aksi beli besar-besaran dari platform ini.

Sejumlah pemain besar di industri kripto juga memberikan dukungan mereka kepada Bybit. Justin Sun, pendiri Tron (CoinCentral, 22/2), menyatakan bahwa jaringannya sedang membantu melacak dana yang dicuri. Sementara itu, KuCoin, salah satu bursa kripto terbesar, berdasarkan laporan Cointelegraph (22/2) menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dalam memberantas kejahatan siber di industri ini . Stani Kulechov, pendiri Aave, menyebut bahwa Bybit kemungkinan dapat bertahan dari peretasan ini berkat pendapatan mereka yang stabil.

Masa Depan Keamanan Aset Kripto

Peretasan ini kembali menyoroti pentingnya sistem keamanan dalam industri kripto. Dengan teknik canggih seperti "Blind Signing" dan rekayasa sosial, kelompok seperti Lazarus terus mengembangkan metode baru untuk menembus pertahanan bahkan di platform paling aman sekalipun. Insiden ini juga memperkuat argumen bagi investor untuk menyimpan aset mereka dalam dompet pribadi yang lebih aman dibandingkan menyimpannya di bursa kripto.

Saat ini, komunitas kripto menanti perkembangan lebih lanjut terkait langkah-langkah mitigasi yang akan diambil Bybit dan respons regulator terhadap serangan ini. Dalam beberapa hari ke depan, volatilitas pasar diperkirakan masih akan tinggi, terutama jika peretas mulai mencairkan aset curian dalam jumlah besar. Bagi para investor dan pelaku industri, kejadian ini menjadi pengingat bahwa meskipun teknologi blockchain menjanjikan desentralisasi dan transparansi, ancaman siber tetap menjadi risiko yang tidak bisa diabaikan. (*)