Kecelakaan itu terjadi pada saat yang sangat kritis bagi kawasan Asia Barat. Selama tujuh bulan terakhir, Israel mengobarkan perang di Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas terhadap kota-kota Israel. Teheran telah berulang kali dituduh mendukung Hizbullah dalam membuka front Lebanon melawan Tel Aviv.
Namun ketegangan kian meingkat antara Israel dan Iran terjadi bulan lalu ketika Iran meluncurkan serangkaian rudal ke Israel, yang sebagian besar dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.
Serangan itu, kata Iran, merupakan pembalasan atas pemboman gedung kedutaan besarnya di Suriah yang diduga dilakukan oleh pesawat tempur Israel. Tel Aviv menanggapinya dengan serangan terbatas terhadap sistem pertahanan rudal di provinsi Isfahan Iran yang juga menjadi lokasi pabrik pengayaan uranium.
Dengan latar belakang ini, kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran pasti akan memicu gelombang spekulasi. Sejauh ini, pemberitaan di media pemerintah menyebut kecelakaan itu sebagai kecelakaan, namun pernyataan resmi dari pemerintah Iran masih menunggu. Apa pun yang mengarah pada pelanggaran dapat meningkatkan ketegangan di wilayah sensitif tersebut.
Di media sosial, banyak warga Iran bertanya-tanya apakah Israel berperan dalam kecelakaan itu. Kedua musuh lama ini bertikai bulan lalu, setelah Israel membunuh seorang jenderal Iran di Damaskus dan Iran membalas dengan lebih dari 300 rudal dan drone yang ditujukan ke Israel.
Mossad, agen mata-mata Israel, memiliki sejarah panjang dalam membunuh musuh-musuhnya, termasuk di Iran, tempat mereka membunuh ilmuwan nuklir terkemuka.
Dalam artikel berjudul What Raisi’s Death Means for Iran’s Future yang terbit di The Economist, klaim keterlibatan Mossad itu diragukan. Mossad belum pernah melakukan pembunuhan terhadap seorang kepala negara, sebuah tindakan perang yang pasti akan mengundang respons sengit.
Adalah tindakan bodoh jika mengambil risiko dengan membunuh Raisi, seorang pemimpin, yang sejatinya bukan pengambil kebijakan paling penting di Iran. Dalam sistem politik Iran, Ayatullah Ali Khamenei adalah pengambil keputusan tertinggi.
>> Baca Selanjutnya