Internasional

Perginya Sang Penerus Ayatullah

Warisan Raisi

Saat Raisi dilantik sebagai presiden, sedang berlangsung 'Revolusi Hijab' pada musim gugur 2022. Jutaan orang melakukan protes atas liberalisasi aturan berpakaian Perempuan, yang dipicu oleh kematian seorang gadis berusia 21 tahun di tangan penegak hukum, karena dianggap salah mengenakan jilbab.

Raisi terbukti menjadi pemimpin yang pragmatis dan konsisten. Strategi politiknya berfokus pada memperkuat hubungan dengan negara tetangga dan sekutu regional dibandingkan dengan negara Barat, sangat berbeda dengan pendahulunya, Hassan Rouhani yang lebih liberal.

Ebrahim Raisi

Di bawah Raisi, Iran memperkuat hubungannya dengan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), menjadi anggota penuh, dan bergabung dengan BRICS. Teheran juga memulai integrasi bertahap dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) dan memperluas hubungannya dengan Rusia.

Di bawah kepemimpinan Raisi, hubungan Iran-Rusia mencapai tingkatan baru baik secara militer maupun ekonomi, dengan perdagangan bilateral melebihi $5 miliar, dan diberlakukannya perjalanan bebas visa bagi wisatawan antara kedua negara.

Di era Raisi, Teheran dengan tegas menyelaraskan prioritas kebijakan luar negerinya dengan Rusia dan Tiongkok.

Terlepas dari sikapnya yang konservatif dan menentang Barat, Raisi dan pemerintahannya melakukan upaya untuk negosiasi dengan AS melalui perantara Eropa, yang bertujuan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir. Namun, upaya ini tidak berhasil.

Pemerintahan Biden pada akhirnya menolak untuk kembali memasuki Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), dan Uni Eropa terbukti tidak efektif sebagai mediator. Akibatnya, Iran terus memajukan program nuklirnya, menolak tekanan dari Washington dan Brussels.

Raisi juga memulihkan hubungan diplomatik dengan sejumlah negara mayoritas Muslim, termasuk Arab Saudi, Kuwait, Mesir, Libya, Sudan, Djibouti, Turki, Qatar, dan Maladewa, serta memperkuat hubungan dengan beberapa republik pasca-Soviet.

Di masa jabatan Raisi, Iran berani menantang Israel, melakukan operasi skala besar dan meluncurkan serangan rudal sebagai pembalasan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus yang merenggut nyawa 11 diplomat Iran dan dua jenderal IRGC.

HALAMAN BERIKUTNYA -->

>> Baca Selanjutnya