Hiburan
Unhas Sehat

Postur Buruk di Era Digital, Kepala Maju Gara-gara Game?

UNHAS.TV - Di sebuah ruangan bersih berbau minyak kayu putih di lantai dua Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin, suara dentingan keyboard terdengar samar.

Seorang mahasiswa fisioterapi sedang memeriksa rekaman video postur tubuh kliennya. Di dinding, poster besar bertuliskan “Kenali Forward Head Posture: Risiko Diam yang Menyakitkan” menggantung tepat di atas rak penuh maket tulang manusia.

Forward Head Posture (FHP) atau postur kepala maju, kini jadi topik hangat dalam diskusi kesehatan musculoskeletal.

Postur ini kerap ditemukan pada anak muda yang menghabiskan waktu lama di depan layar—entah itu untuk belajar, bekerja, atau bermain game.

Namun, benarkah FHP disebabkan oleh durasi aktivitas yang panjang seperti bermain game? Atau ada faktor lain yang lebih tersembunyi dan jarang disadari?

FHP merupakan kondisi di mana kepala terdorong ke depan dari garis vertikal tubuh, mengakibatkan ketidakseimbangan postural.

Jika dibiarkan, postur ini bukan sekadar soal estetika—melainkan memicu nyeri leher, pundak kaku, sakit kepala, bahkan gangguan pernapasan.

“Seringnya muncul karena posisi duduk yang salah dalam waktu lama. Bisa saat bermain game, belajar, atau bahkan saat bekerja,” ujar Irianto, S.Ft., Physio, M.Kes., Ketua Program Studi Profesi Fisioterapi Fakultas Keperawatan Unhas, ketika ditemui Unhas.TV di ruang kerjanya.

Irianto menepis anggapan bahwa latihan berlebih, terutama pada atlet, adalah biang kerok utama penyebab FHP.

Justru sebaliknya, kata dia, para atlet umumnya memiliki dukungan fasilitas yang lebih baik—kursi ergonomis, pelatih postur, hingga peralatan latihan yang dirancang sedemikian rupa untuk menjaga tubuh tetap dalam posisi ideal.

Game, Kursi, dan Kenyamanan Mahal

>> Baca Selanjutnya