Lingkungan
Pendidikan
Sosial

PPK Ormawa Mahatani Unhas Ajar Kelompok Wanita Tani Kerabat, Tanam Sayur dengan Metode Drip Fertigasi

Sementara itu, Ketua KWT Kerabat, Ibu Hartati, menyambut baik dan berucap terimakasih atas inisiatif program yang dilakukan mahasiswa Unhas ini.

“Kami sangat antusias dengan penerapan teknologi baru ini. Dengan adanya program ini KWT Kerabat dapat menjalankan proses budidaya yang tertunda sebelumnya karena terbatasnya air dan pengetahuan terkait pemecahan masalah yang terjadi,” kata Hartati.

Melalui program ini, tim pelaksana yang merupakan mahasiswa Unhas tidak hanya memberikan solusi terkait terbatasnya sumber air dan pengetahuan masyarakat sasaran dalam melakukan kegiatan budidaya namun juga mengembangkan keterampilan masyarakat dalam mengolah dan memasarkan produknya.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Unhas, sekaligus menjadi wadah transfer teknologi dari perguruan tinggi ke masyarakat.

Diharapkan, penerapan sistem drip fertigasi ini dapat menjadi model percontohan bagi kelompok tani lainnya di sekitar wilayah tersebut.

Muhammad Fachri menambahkan, tantangan utama dalam program ini adalah tekanan air yang harus dimaksimalkan tanpa menggunakan bantuan dorongan pompa mesin.

"Untuk itu, kami perlu untuk memaksimalkan ketinggian tandon air untuk menghasilkan tekanan yang mencukupi dalam menjalankan sistem drip fertigasi," jelasnya.

Selain itu, lanjut Fachri, masalah yang ditemukan di lapangan adalah kualitas tanah lahan budidaya yang tidak memenuhi standar sehingga perlu dilakukan penimbunan.

Program pelaksanaan Siprodiv ini dimulai dengan tim PPK Ormawa Mahatanni melakuka observasi ke masyarakat sasaran terkait masalah yang dialami mulai dari bulan Mei 2024 lalu.

Selanjutnya dilakukan pengadaan alat dan bahan serta penimbunan lahan budidaya yang dilakukan pada awal bulan Juni 2024.

Program kerja dilanjutkan dengan membuat instalasi sistem drip fertigasi, pembuatan bedengan, penyemaian dan pindah tanam yang dilakukan hingga pertengahan bulan Juli 2024.

"Dalam pelaksanaan program akan terus dilakukan monitoring dan evaluasi hingga pemanenan yang rencananya akan berakhir pada bulan Oktober 2024," pungkas Fachri. (*)

(Rahmatia Ardi/Unhas.TV)