
Dari Praha, ia memimpin negaranya memasuki era baru: bergabung dengan NATO dan kemudian Uni Eropa. Setelah perpisahan damai dengan Slovakia pada 1993, Praha menjadi ibu kota Republik Ceko, dan Havel terpilih sebagai presiden pertama negara baru itu.
Meski sering berbeda pandangan dengan elite politik, ia tetap dihormati sebagai presiden moral yang memimpin dengan hati nurani.
Dari Praha dan Havel untuk Dunia
Warisan Havel tetap hidup di Praha. Bandara internasional kini menyandang namanya, Václav Havel Airport. Patung dan muralnya menghiasi sudut-sudut kota. Kafe tempat ia berdiskusi menjadi situs sejarah, sementara Wenceslas Square tetap menjadi ruang kebebasan.
Havel meninggalkan pesan sederhana namun abadi: hidup dalam kebenaran adalah dasar kebebasan, dan politik tanpa hati nurani hanyalah kekuasaan kosong. Ia membuktikan bahwa seorang penulis bisa mengubah arah bangsa jika ia setia pada kebenaran.
Kisah Havel adalah kisah Praha. Dari panggung teater kecil hingga istana presiden, dari penjara hingga bandara yang kini menyandang namanya, jejaknya menyatu dengan kota. Praha yang dahulu simbol represi kini berdiri sebagai kota kebebasan, dan Havel adalah tokoh yang membuatnya mungkin.
Dari Praha, kita belajar tentang keindahan dan ketabahan. Kota ini berkali-kali dijajah, namun tetap menjaga jembatan, kastil, dan patung-patungnya. Tradisi intelektualnya tetap hidup, melahirkan tokoh besar dari Kafka hingga Havel.

bersama Kak Taslim dan Prof Puji
Dari Havel, kita belajar tentang keberanian moral. Ia menyalurkan perlawanan lewat drama, bertahan meski berkali-kali dipenjara, dan membuktikan bahwa politik bisa dijalankan dengan hati nurani. Bagi Havel, perjuangan bukan sekadar soal menang atau kalah, melainkan pilihan untuk hidup dalam kebenaran.
"Work for something because it is good, not just because it stands a chance to succeed." Bekerjalah demi sesuatu karena itu baik, bukan semata karena ada peluang berhasil.
Seperti Praha yang tetap berdiri indah meski berkali-kali dijajah, warisan Havel akan terus hidup, memberi cahaya bagi siapa pun yang memilih jalan kebenaran.
*Eka Sastra adalah Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Ilmu Ekonomi (IKAIE) Universitas Hasanuddin