MAKASSAR, UNHAS.TV- Di antara deretan nama besar dunia akademik Indonesia yang diundang ke The Tribrata Hotel & Convention Center Jakarta pada 18–20 Desember 2025, satu nama dari timur Indonesia bersinar paling terang: Prof. Firzan Nainu, S.Si., M.Biomed.Sc., Ph.D., Apt., dosen Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas). Ia terpilih sebagai Ilmuwan Muda Terbaik di Bidang STEM dalam ajang bergengsi Anugerah Diktisaintek 2025, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Sebuah Penghormatan dari Timur untuk Indonesia
Penghargaan tersebut bukan sekadar piagam atau trofi. Ia menjadi simbol pengakuan nasional atas kiprah ilmuwan muda asal Makassar yang konsisten menapaki jalan panjang riset biomedis. Prof. Firzan menuturkan dengan rendah hati, “Bagi saya, keberhasilan dalam studi dan kehidupan ilmiah tumbuh dari perpaduan antara konsistensi, kejujuran intelektual, dan keberanian untuk terus mempertanyakan hal-hal yang belum dipahami.”
Dalam pernyataannya, Firzan mengungkap bahwa proses seleksi penghargaan ini berlangsung ketat. “Untuk kategori ini, 125 Perguruan Tinggi Negeri dan 16 LLDIKTI diundang untuk berpartisipasi, masing-masing mengusulkan 6 peneliti muda. BRIN pun ikut dengan kuota 6 nama. Dari keseluruhan proses, akhirnya hanya tiga yang terpilih di tingkat nasional—dan saya bersyukur diberi amanah sebagai yang terbaik pertama,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penghargaan ini mencerminkan sinergi banyak pihak: bimbingan para mentor, kerja sama kolega, dedikasi mahasiswa, dan dukungan institusi. “Ini bukan capaian pribadi, tapi cermin dari ekosistem riset yang tumbuh di Unhas,” tambahnya.
Pendidikan dan Perjalanan Ilmiah
Firzan lahir di Ujung Pandang (Makassar), 10 Juni 1982, dari keluarga yang menanamkan nilai disiplin dan keingintahuan sejak dini. Ia menamatkan S1 dan Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Unhas, lalu melanjutkan S2 Biomedical Sciences di James Cook University, Australia, dan S3 Pharmaceutical Sciences di Kanazawa University, Jepang—dua kampus riset kelas dunia yang membentuknya menjadi ilmuwan dengan orientasi global namun berakar kuat pada nilai-nilai lokal.
Di luar laboratorium, Firzan bukan sosok kaku. Ia gemar membaca buku, bermain basket, dan game interaktif, tiga hobi yang mencerminkan keseimbangan antara nalar analitis dan sisi manusiawi. “Membaca memperluas cakrawala, basket mengajarkan strategi dan kerja sama, sementara game menumbuhkan kreativitas dan refleks berpikir,” ujarnya sambil tersenyum dalam sebuah wawancara informal dengan Unhas TV.

Prof. Firzan Nainu, S.Si., M.Biomed.Sc., Ph.D., Apt., penerima Anugerah Diktisaintek 2025 sebagai Ilmuwan Muda Terbaik Indonesia di Bidang STEM, berpose bersama keluarga tercinta dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan. Dukungan keluarga menjadi sumber inspirasi dan semangat di balik kiprahnya dalam dunia riset dan pendidikan tinggi Indonesia.
Makna Anugerah di Tengah Tantangan Ilmiah
Dalam pandangannya, Anugerah Diktisaintek 2025 memiliki arti penting lebih dari sekadar penghargaan tahunan. “Panduan resmi yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi menjelaskan mekanisme seleksi yang transparan dan berintegritas. Tidak ada biaya, tidak ada gratifikasi—semuanya murni berbasis kualitas ilmiah. Ini membuat saya semakin yakin bahwa integritas akademik di negeri ini sedang tumbuh,” tuturnya.
Lebih lanjut, Firzan menyoroti kebijakan pemerintah yang kini memberi ruang seimbang antara disiplin STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dan Inovasi Sosial Humaniora. “Keduanya bukan dunia yang terpisah. Ilmu harus berjumpa dengan kemanusiaan agar sains tidak kehilangan ruhnya,” katanya dengan penuh keyakinan.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Penghargaan ini, diakui Firzan, adalah penanda tanggung jawab baru. “Penelitian adalah perjalanan panjang yang memerlukan komitmen, ketekunan, dan integritas,” ujarnya. “Ke depan, saya ingin memperluas kolaborasi, menjaga standar akademik tinggi, dan membimbing generasi ilmuwan berikutnya agar karya-karya ilmiah Indonesia memiliki manfaat nyata bagi kemajuan sains dan pembangunan masyarakat.”
Firzan kini menjadi teladan baru dari Timur—bahwa ketekunan dari laboratorium kampus di Makassar dapat menggema hingga ke panggung nasional. Dalam setiap langkahnya, ia membawa pesan sederhana namun kuat: sains bukan sekadar pengetahuan, tetapi jalan menuju kemanusiaan. (*)
Prof. Firzan Nainu, S.Si., M.Biomed.Sc., Ph.D., Apt., sosok akademisi dikenal dengan dedikasinya dalam riset biomedis dan komitmen kuat membangun ekosistem sains yang berintegritas dan berorientasi pada kemaslahatan masyarakat.








