Ekonomi
Unhas Speak Up

QRIS Menembus Batas Negara: Mimpi Besar Pembayaran Digital dari Indonesia

UNHAS.TV - Tak perlu lagi repot-repot menukar Rupiah menjadi Yen saat melancong ke Jepang. Atau menukarnya dengan Yuan saat ke China. Adalah QRIS—Quick Response Code Indonesian Standard—yang memudahkan semuanya.

Ya, mulai 17 Agustus 2025, wisatawan asal Indonesia bisa membeli makanan, tiket transportasi, hingga cendera mata saat Anda berkunjung ke Jepang dan China hanya dengan satu kali pemindaian kode QR Code. 

QRIS, inovasi sistem pembayaran digital yang diluncurkan Bank Indonesia sejak 17 Agustus 2019, kini telah menjelma menjadi tulang punggung transaksi non-tunai di Indonesia.

Melalui satu sistem yang terintegrasi, pengguna dapat melakukan pembayaran dari berbagai dompet digital seperti Gopay, Dana, hingga BCA Mobile, hanya dengan satu kode QR yang seragam.

“Sekarang hampir semua transaksi saya lakukan lewat QRIS. Praktis dan efisien,” ujar dosen Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin Fitriwati Jam'an SE MSi dalam program Unhas Speak Up.

Menurut Fitri, QRIS kini telah menjadi bagian dari gaya hidup digital masyarakat Indonesia. Sejak penerapannya secara nasional pada Januari 2020, pertumbuhan transaksi QRIS melonjak drastis.

Data menunjukkan, volume transaksi pada tahun 2020 mencapai 124 juta dengan nominal Rp8,2 triliun. Angka ini melonjak hingga lebih dari 6,2 miliar transaksi pada 2024, dengan proyeksi mencapai Rp1.000 triliun di akhir 2025.

Tak hanya memberi kemudahan bagi masyarakat, QRIS juga mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“UMKM menyumbang 61 persen terhadap PDB nasional, dengan kontribusi ekonomi lebih dari Rp9.500 triliun dan menyerap 97 persen tenaga kerja. QRIS membantu UMKM menembus pasar digital,” jelas Fitriwati.

Lebih dari sekadar efisiensi, QRIS juga menjadi bagian dari strategi inklusi keuangan nasional. Sistem ini menjembatani kesenjangan digitalisasi di kalangan pelaku UMKM yang selama ini sulit mengakses sistem pembayaran modern.

Kini, QRIS tengah menuju babak baru: go global. Jepang dan Tiongkok dijadwalkan melakukan uji coba sistem QRIS lintas negara pada Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2025.

Sebelumnya, sistem ini sudah digunakan di negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura. Jadi kalian cukup memindai kode QR untuk melakukan pembayaran.  

“Negara-negara lain punya sistem serupa, seperti DuitNow di Malaysia atau Alipay di Tiongkok. Tapi kelebihan QRIS adalah sifatnya yang one for all. Integrasi antara perbankan dan fintech sangat baik, dengan biaya transaksi rendah dan interoperabilitas tinggi,” terang Fitri.

Dampaknya bisa sangat luas. Sektor pariwisata, misalnya, menjadi salah satu yang paling diuntungkan. Turis asing kini tak perlu repot menukar uang. Sementara wisatawan Indonesia bisa bertransaksi di luar negeri hanya dengan membuka dompet digital mereka.

“QRIS bukan hanya mendorong kemudahan transaksi, tapi juga memperkuat kerja sama ekonomi antarnegara. Ini bentuk diplomasi digital,” tambah Fitriwati.

Tantangan dari Keamanan Siber

>> Baca Selanjutnya