MAKASSAR, UNHAS.TV - Pihak Rumah Sakit Unhas gerah dengan beredarnya rekaman video di media sosial yang memperlihatkan seorang protes dengan sikap salah seorang dokter Rumah Sakit Unhas yang dikesankan mengabaikan dan menolak pasien yang dibawa ke rumah sakit itu, Senin (28/4/2025) malam pekan lalu.
Rekaman yang diduga dilakukan oleh seseorang yang identitasnya sudah diketahui itu dinilai telah merusak nama baik rumah sakit dan menimbulkan kekhawatiran serta kesalahpahaman di masyarakat, khususnya pasien dan keluarga yang selama ini mempercayakan pelayanan kesehatan kepada Rumah Sakit Unhas.
Melalui pernyataan klarifikasi yang diunggah di akun Instagram @rsunhas.official, manajemen rumah sakit meminta si perekam video dan penyebar video itu untuk segera bertanggung jawab. "Kami meminta pihak yang merekam dan menyebarkan informasi tidak benar tersebut untuk bertangung jawab atas tindakan mereka dan segera memberikan klarifikasi resmi kepada publik guna meluruskan fakta," demikian pernyataan manajemen Rumah Sakit Unhas.
Rumah Sakit Unhas juga menegaskan akan mengambil tindakan hukum yang tegas kepada pihak yang ikut mencemarkan nama baik Rumah Sakit Unhas. "Selanjutnya bagi pihak-pihak yang berupaya untuk mencemarkkan nama baik raumah Sakit kami, maka kami tidak akan segan untuk menempuh upaya hukum," demikian salah satu butir penegasan Rumah Sakit Unhas.
Menurut manajemen Rumah Sakit Unhas, fakta sebenarnya pada Senin (28/4/2025) malam adalah, satu mobil ambulans datang ke depan IGD Rumah Sakit Unhas
yang membawa pasien pria berusia 66 tahun dalam keadaan tidak sadar.
Keluarga pasien kemudian mendesak agar segera dilakukan penanganan medis. Satu dokter yang berinisial S kemudian datang untuk memeriksa tanda-tanda vital pasien itu. Pemeriksaan itu atas dasar prinsip bahwa keselamatan jiwa (life saving) pasien harus lebih diutamakan.
Namun tiba-tiba datang seseorang yang bukan keluarga pasien merekam kedatangan pasien tersebut dan tindakan medis yang dilakukan oleh Dokter S. Dokter S sempat menjelaskan bahwa kondisi IGD pada malam itu sedang sangat sibuk dan tidak tersedia tempat untuk menangani pasien sehingga diambil langkah pemeriksaan dilakukan ketika pasien masih berbaring di atas brankar mobil ambulans.
Dokter S mengatakan, sebelum pasien itu datang, masih ada dua pasien gawat yang juga menunggu kekosongan tempat sehingga keluarga diminta bersabar. Tindakan ini ditanggapi dengan ketidakpuasan sehingga menimbulkan cekcok.
Pihak perekam ikut jengkel dan merasa ditarik-tarik. Suasana pun sempat memamas hingga kemudian kondisi pasien mulai membaik dan sudah tersedia ruang untuk perawatan lebih lanjut.
Pihak Rumah Sakit Unhas menyayangkan tindakan si perekam dan penyebar viideo. Tindakan perekaman ini dinilai sebagai gangguan karena dilakukan tanpa izin.
"Perekaman tanpa izin adalah perbuatan yang melanggar aturan dan telah menghambat proses pelayanan medis, dan kami mengingatkan pentingnya menghormati prosedur dan privasi selama tindakan medis berlangsung," demikian pernyataan Rumah Sakit Unhas.
Pihak RS Unhas juga menegaskan untuk selalu berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, profesional, dan berorientasi pada keselamatan serta kenyamanan pasien.
"Dalam situasi apapun, terutama pada layanan gawat darurat, kami mengutamakan penanganan yang bersigat life-saving dan keselamatan pasien adalah prioritas utama kami. Kami memahami bahwa dinamikan pelayanan kesehatan dappat menghadirkan tantangan, namun kami terus berupaya meningkatkan kualitas layanan sesuai standar," demikian isi klarifikasi itu.(*)