Kuliner

Sejarah Coto Makassar: Asal-Usul dan Kaitannya dengan Soto

MAKASSAR, UNHAS.TV - Coto Makassar adalah salah satu kuliner ikonik dari Sulawesi Selatan, khususnya dari suku Makassar, yang telah menjadi kebanggaan budaya dan warisan kuliner Indonesia.

Hidangan berkuah gurih ini, yang terbuat dari rebusan daging sapi dan jeroan dengan campuran rempah-rempah khas, tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyimpan cerita sejarah yang kaya dan panjang.

Dalam artikel ini, kita akan menelusuri asal-usul Coto Makassar, perkembangannya dari masa ke masa, serta hubungannya dengan kuliner soto yang lebih luas dikenal di Nusantara.

Asal-Usul Coto Makassar

Coto Makassar, atau dalam bahasa Makassar disebut Pallu Coto Mangkasarak, diperkirakan telah ada sejak abad ke-16, tepatnya pada masa kejayaan Kerajaan Gowa-Tallo, yang berpusat di Somba Opu, wilayah selatan kota Makassar. Kerajaan Gowa-Tallo adalah salah satu kerajaan maritim terbesar di Sulawesi Selatan, yang dikenal sebagai pusat perdagangan internasional pada masanya.

Hubungan dagang yang erat dengan pedagang dari Tiongkok, Arab, India, dan Eropa turut memengaruhi budaya kuliner masyarakat Makassar, termasuk dalam penciptaan Coto Makassar.

Menurut beberapa sumber sejarah meskipun terverifikasi, Coto Makassar awalnya merupakan hidangan khusus yang disajikan untuk kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan Gowa. Bagian daging sapi yang berkualitas tinggi, seperti sirloin dan tenderloin, menjadi sajian eksklusif untuk para raja dan tamu istimewa selama acara adat atau jamuan resmi.

Sementara itu, jeroan sapi, seperti hati, limpa, paru, dan babat, disajikan untuk masyarakat biasa, abdi dalem, atau prajurit kerajaan. Pembagian ini mencerminkan stratifikasi sosial pada masa itu, di mana bahan makanan tertentu menjadi simbol status.

>> Baca Selanjutnya