MAROS, UNHAS.TV – Suasana Balai Desa Tupabbiring, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, tampak lebih hidup dari biasanya pada Selasa (22/7/2025) pagi.
Warga dari empat dusun di desa tersebut berbondong-bondong menghadiri seminar yang digelar oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin.
Seminar ini menjadi momen awal pemaparan program kerja sepuluh mahasiswa KKN yang ditempatkan di Desa Tupabbiring.
Dengan mengusung tema besar “Inovasi Pengembangan Desa”, para mahasiswa mempresentasikan berbagai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama masa pengabdian mereka di desa pesisir tersebut.
Acara dihadiri Kepala Desa Tupabbiring, Muh. Arief, S.Pd., bersama perangkat desa, kepala dusun, ketua RT dan RW, Bhabinkamtibmas, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta perwakilan ibu-ibu PKK dan kader Posyandu.
Koordinator Desa, Galang Ramadhan, mahasiswa Hubungan Internasional 2022 menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan oleh warga dan pemerintah desa. Ia menegaskan komitmen kelompoknya untuk memberi manfaat nyata selama menjalankan program.
“Semoga kami bisa memberikan kebermanfaatan bagi warga Desa Tupabbiring, sekecil apa pun langkah kami di sini,” ucap Galang.
Kepala Desa Tupabbiring, Muh. Arief, turut menyambut baik kehadiran mahasiswa. Ia merasa bangga karena Tupabbiring menjadi satu-satunya desa di Kecamatan Bontoa yang menerima mahasiswa KKN pada periode ini.
“Beri kesan baik kepada warga. Saya bersyukur, dari semua desa di Kecamatan Bontoa, hanya kami yang kedatangan mahasiswa KKN. Ini kesempatan yang tidak boleh disia-siakan,” ungkapnya.
Dalam sesi pemaparan, mahasiswa menjelaskan bahwa kelompok KKN-T ini terdiri atas sepuluh orang dari berbagai program studi.
Setiap mahasiswa akan menjalankan program kerja individu yang sesuai dengan latar belakang keilmuannya. Selain itu, mereka juga mengusung satu program utama bersama, yaitu Dekorasi PAUD di Dusun Pandanga.
Program utama ini dipilih karena dinilai sejalan dengan upaya pembangunan jangka panjang desa melalui peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.
Dengan mengedepankan konsep visual yang edukatif, mahasiswa berharap dapat menciptakan ruang belajar yang ramah anak, penuh warna, dan mendorong kreativitas sejak dini.
Lebih dari itu, program ini dirancang dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan warga dan elemen desa agar program tidak hanya menjadi proyek mahasiswa semata, tetapi juga menjadi milik bersama. Gotong royong, kreativitas, dan semangat pendidikan menjadi fondasi kegiatan yang dijalankan.
Seminar berjalan lancar dan penuh antusiasme. Sesi tanya-jawab berlangsung interaktif, dan tanggapan dari warga sangat positif. Bagi para mahasiswa, seminar ini bukan hanya forum presentasi, melainkan titik awal dari perjalanan pengabdian mereka selama beberapa pekan ke depan.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara generasi muda dan masyarakat desa bisa melahirkan inovasi sederhana yang bermakna.
(Rizka Fraja / Unhas.TV)