Mahasiswa

Australia Dorong Kolaborasi Mahasiswa Lewat Beasiswa, Narasi Tekankan Faktualitas Jurnalis

MAKASSAR, UNHAS.TV – Pemerintah Australia kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pendidikan dan kolaborasi lintas negara.

Hal itu diungkapkan Duta Besar Australia untuk Indonesia, HE. Rod Brazier, saat berkunjung di Unhas, Kamis (22/5/2025). Ia mengatakan setiap tahun, tak kurang dari 260 beasiswa disediakan untuk pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan studi di Negeri Kanguru.

Sejak program ini dimulai pada 1950, lebih dari 200.000 alumni telah lulus dari universitas-universitas ternama di Australia, menjadi agen perubahan di berbagai bidang.

"Salah satu alumni kebanggaan tersebut adalah Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc, Rektor Universitas Hasanuddin, yang merupakan lulusan program doktoral di Australia," ujar Rod Brazier.

Dalam kunjungannya ke Unhas, Rod Brazier, menyebut Prof. Jamaluddin sebagai contoh nyata keberhasilan kolaborasi pendidikan antarnegara.

“Beliau adalah kebanggaan kami, dan harapan kami ke depan adalah semakin banyak mahasiswa dari kedua negara saling belajar dan berkolaborasi,” ujarnya.

Tahun ini, jumlah mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Australia mencapai 24.000 orang, sebuah angka yang mencerminkan tingginya kepercayaan dan minat terhadap kualitas pendidikan di sana.

Brazier juga menekankan pentingnya menjadikan pendidikan sebagai jembatan persahabatan antara bangsa, dan mendorong kolaborasi riset serta pertukaran budaya yang lebih intensif.

Dari sisi kreatif dan media, Jovial da Lopez, President Indonesia Chief Creative Officer Narasi, turut menyoroti peran pendidikan dalam membentuk jurnalisme yang sehat.

Dalam kerja sama dengan pemerintah Australia, Narasi berupaya membangun jurnalisme yang berbasis pada fakta, bukan sekadar viralitas.

“Fakta dan viral itu dua hal yang sangat berbeda. Kita butuh jurnalisme yang bisa menjadi kompas moral masyarakat,” tegasnya.

Jovi juga menyampaikan harapannya terhadap mahasiswa Indonesia, terutama dalam hal keberanian.

“Semua kemajuan di dunia ini dimulai dari keberanian. Saya ingin melihat lebih banyak mahasiswa yang berani tampil, menyuarakan ide-ide kreatif, dan menciptakan terobosan nyata,” tuturnya.

Menurutnya, era digital ini menuntut generasi muda bukan hanya cerdas, tapi juga punya nyali untuk memimpin perubahan.

(Andi Putri Najwah/ Unhas.TV)