MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) menerima penyerahan ribuan koleksi buku berharga dari tokoh nasional sekaligus Guru Besar Hukum Tata Negara Unhas, Prof Dr H Mohammad Laica Marzuki SH, Selasa (28/10/2025).
Ribuan koleksi pribadi tersebut secara resmi diwakafkan kepada Perpustakaan Unhas sebagai bentuk kecintaan dan dedikasi Prof Laica Marzuki terhadap almamater.
Penyerahan koleksi tersebut ditandai dengan peresmian galeri bertajuk “Prof Dr HM Laica Marzuki SH, Hundert Jahre Leben, Hundert Jahre Lernen” atau “Seratus Tahun Hidup, Seratus Tahun Belajar”, di Perpustakaan Pusat Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar.
Kegiatan yang berlangsung pukul 11.30 Wita ini dihadiri langsung oleh Rektor Unhas, Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc (Prof. JJ) bersama Prof. Laica Marzuki.
Lebih dari sekadar penyerahan koleksi, momen ini adalah penyerahan warisan intelektual lintas generasi. Sebanyak 2.355 eksemplar koleksi diserahterimakan, terdiri 2.294 judul buku dan 88 judul koleksi majalah.
Buku-buku itu memuat literatur hukum, konstitusi, hingga refleksi kenegaraan. Ranah yang menjadi nafas pemikiran Prof. Laica sepanjang karier akademik dan kenegarawanannya.
Bagi Rektor Unhas yang akrab disapa Prof. JJ itu, sumbangan Prof. Laica bukan sekadar penambahan jumlah buku di perpustakaan.
“Sumbangan ini mencerminkan dedikasi dan tanggung jawab moral seorang intelektual terhadap dunia pendidikan,” ujarnya dalam sambutan.
Ia menambahkan, koleksi ini bukan hanya bernilai akademik, tetapi juga historis, karena menyimpan jejak pemikiran seorang ahli konstitusi yang ikut membentuk arah ketatanegaraan Indonesia.
“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Unhas. Kami akan memastikan perpustakaan mengelola dan membuka akses seluas-luasnya bagi sivitas akademika untuk memanfaatkan buku-buku ini,” ujar Prof. JJ.
Bagi Prof. Laica, yang juga dikenal sebagai mantan Hakim Konstitusi RI, wakaf buku ini adalah ungkapan rasa syukur sekaligus dedikasi terhadap Unhas, tempat ia menempuh perjalanan intelektualnya sejak muda.
“Buku-buku ini bagian dari perjalanan hidup saya. Kini saya wakafkan kepada almamater tercinta,” katanya di atas kursi roda.
Ia kemudian mengutip pepatah dari Jerman yang menjadi pegangan hidupnya: “Hundert Jahre Leben, Hundert Jahre Lernen” (seratus tahun hidup, seratus tahun belajar). “Semoga semangat itu terus hidup di kampus ini,” tambahnya.
Dalam pandangan Prof. Laica, membaca bukanlah kegiatan pasif. Ia menekankan pentingnya berpikir kritis dan reflektif terhadap setiap teks. “Ilmu tidak berhenti di tumpukan buku. Ia harus diolah menjadi pemikiran yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara,” katanya.
Koleksi buku yang kini menghuni rak-rak perpustakaan Unhas itu tak ubahnya cermin dari perjalanan intelektual seorang negarawan.
Di antara lembar-lembar usang dan catatan tangan, tersimpan pandangan, refleksi, dan kegelisahan seorang pemikir hukum terhadap perjalanan demokrasi Indonesia.
Bagi mahasiswa dan peneliti Unhas, wakaf buku ini bukan hanya peninggalan fisik, tetapi juga undangan untuk menyelami pemikiran yang telah menuntun perjalanan hukum dan konstitusi bangsa.
Seperti pesan Prof. Laica yang tahun ini berusia berusia 84, “Setiap pengunjung perpustakaan jangan sekadar membaca, tetapi mengkaji dan memahami.”
GALERI. Peresmian Galeri Prof Dr HM Laica Marzuki dihadiri Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dan keluarga di Perpustakaan Pusat Unhas, Tamalanrea, Makassar, Selasa (28/10/2025). Koleksi ini merupakan wakaf ribuan buku dari koleksi guru besar Unhas Prof Laica Marzuki. (dok unhas)



-300x169.webp)




