Unhas Insight

Sosok Kartini dari Trotoar Kampus, Ada Cerita Jumriah di Balik Bersihnya Lingkungan Unhas




PELATIHAN. Petugas kebersihan kampus Unhas mendapat pelatihan dan perhatian dari pimpinan Unhas. (dok humas unhas)


Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kampus, Jumriah dan ratusan rekannya adalah pahlawan tak bernama.

Menurut data dari Direktorat Umum dan Logistik Unhas, tercatat sekitar 317 petugas kebersihan tersebar di berbagai unit kampus, termasuk fakultas, area publik, hingga rumah sakit pendidikan. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan yang menjadi kepala keluarga.

Menurut Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, lebih dari 40% pekerja informal di sektor jasa kebersihan adalah perempuan.

Banyak di antaranya menjadi tulang punggung keluarga seperti Jumriah. Mereka bekerja di balik layar, namun tak tergantikan dalam menjaga ekosistem Unhas sebagai ruang akademis dan ruang publik.

Di Unhas, para petugas ini mendapatkan pelatihan dasar kebersihan, pemilahan sampah, dan bahkan mulai diberdayakan melalui kerja sama dengan bank sampah.

Ini menunjukkan bahwa pekerjaan mereka bukan hanya sekadar membersihkan, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan kampus, bersih, rapi, dan enak dipandang.

Sosok Jumriah bukan hanya menggambarkan kerja keras fisik, tapi juga keberanian seorang perempuan untuk bangkit.

Di tengah kondisi sulit, ia tetap memilih jalan mulia—bekerja dengan jujur, mendidik anak-anaknya, dan berdiri tegak dengan martabat.

"Mungkin pekerjaan saya terlihat sederhana, tapi saya bangga. Karena dari sini, saya bisa sekolahkan anak saya, dan saya bisa mandiri,” ucapnya tegas.

Di tengah peringatan Hari Kartini, kisah Jumriah menjadi pengingat bahwa emansipasi tak selalu lahir dari podium tinggi atau ruang diskusi.

Terkadang, ia hadir dalam sapuan sapu di pagi hari, dalam langkah sunyi seorang perempuan tangguh yang memilih bangkit, demi masa depan yang lebih baik.

(Amina Rahma Ahmad / Unhas.TV)