Opini
Unhas Figure
Unhas Insight

Jejaring Unhas di Negeri Tirai Bambu

Catatan: Prof. Dr. Eng. Ir. Adi Maulana, ST.M.Phil

SELAMA kurang lebih empat hari, saya berada di beberapa kota di Negeri Tirai Bambu (China) utk beberapa misi universitas.

Saya membawa empat orang ahli dari Unhas. Mereka adalah direktur dan kasubdit pengelola aset dan pengembangan usaha yang menangani perusahaan Unhas, serta dua ahli akuakultur dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas. 

Selain memenuhi undangan dari beberapa institusi pendidikan di China, edisi kunjungan ke China ini memiliki tiga misi:

Pertama, membicarakan implementasi MoU dgn beberapa universitas di China yang sudah ditandatangani oleh Rektor Unhas beberapa waktu lalu.

Kami membicarakan detail prosedur untuk double degree program master antara Unhas dan Shanghai Ocean University (SHOU) dan Guangdong Ocean University (GDO) dalam bidang Marine Science and Technology. 

Program double degree ini akan dimulai tahun 2025, di mana mahasiswa Unhas akan mendaftar di Unhas dan SHOU serta GDO. Mereka menghabiskan waktu untuk belajar di Unhas selama setahun dan belajar di Shanghai selama setahun. 

Setelah selesai, mereka mendapatkan ijazah dari kedua institusi. Bakal disediakan beasiswa dari pemerintah China dan SHOU yang mencakup biaya tution fee dan biaya hidup bagi mahasiswa program ini. 






Kedua, meresmikan teknis pelaksanaan proyek penelitian bidang maritim antara pemerintah Indonesia dan China yang dipercayakan ke Unhas dan SHOU serta GDO yang bertajuk Marine Ranching. 

Kami mengunjungi pusat penelitian kelautan yang masih berafiliasi dengan SHOU di propinsi Lianyungang dan di Zhenjiang yang dikelola oleh GDO. Di dua propinsi ini, proyek marine ranch telah dimulai sejak 2002, dan hasilnya sangat signifikan. 

Terumbu karang buatan yang ditanam telah merestorasi ekosistem ikan dan biota laut lainnya, hasilnya dirasakan oleh nelayan dan mampu meningkatkan pendapatan sampai dengan 50%. 

Nelayan tidak lagi harus melaut sampai jauh ke tengah laut, karena artificial reef ini ditanam hanya sekitar 20 km dari garis pantai yang kemudian menjadi habitat bagi ikan dan hewan laut lainnya, termasuk rumput laut. 

Selain aspek ekonomi, proyek tersebut menyebabkan lingkungan laut kembali menjadi alami dan memperbaiki ekosistem yang ada yang pada akhirnya mengundang wisatawan untuk datang. 

Unhas - SHOU - GDO telah menandatangani MoU kerjasama riset dalam bidang marine ranch ini yang langsung ditandatangani oleh Rektor Unhas Kerjasama riset ini masuk dalam kerjasama riset strategis yang telah disetujui oleh pemerintah kedua negara.

Bulan depan, para ahli kelautan Unhas akan bekerjasama dengan ahli dari SHOU dan GDO untuk men-deploy terumbu karang buatan di Pulau Bonetambung, Kepulauan Spermonde.  Semoga hasilnya bisa segera dirasakan oleh para nelayan agar ekonomi mereka bisa meningkat. 

Ketiga, agenda bisnis. Sebagai institusi pendidikan tinggi yang fokus dalam bidang kelautan, Unhas dan SHOU memiliki banyak kesamaan. SHOU dan GDO adalah universitas yang fokus di bidang kelautan terbaik di China dengan fasilitas yang luar biasa lengkap. 

Namun, SHOU dan GDO bukan hanya fokus dalam bidang pendidikan dan penelitian, tetapi mereka juga turut mengembangkan bisnis dalam bidang kelautan, seperti budidaya hasil laut, terumbu karang buatan dan banyak lagi. 

Universitas bekerjasama dengan perusahaan yang mereka miliki dan perusahaan pemerintah maupun swasta dalam bisnis, sehingga sama-sama maju dan berkembang. 

Kunjungan kali ini dilakukan untuk mengetahui proses bisnis yang dijalankan oleh SHOU untuk direplikasi di Unhas. Kami juga memperkenalkan beberapa perusahaan Unhas yang bergerak di bidang bisnis hasil laut yang siap berkolaborasi utk meningkatkan produktifitas dan mengirim hasilnya ke China. 

Perjalanan kali ini juga membawa misi dagang. Beberapa produk inovasi Unhas seperti coklat, udang, kopi dan ayam kampung siap untuk dipasarkan. China sangat membutuhkan produk-produk tersebut, karena demand yang sangat besar. Dengan penduduk sekitar 1, 4 M, China adalah pasar yang sangat besar. 

Harus diakui bahwa kesempatan kerjasama dagang dgn China lebih realistis. Mengapa? Sebabdi  Eropa dan Amerika, produk-produk ekspor kita banyak terkendala dengan banyak regulasi. 

Di China, saya diundang untuk bertemu pengusaha di bidang peternakan ayam di Nanjing dan Zhenjiang. Semacam Kadin daerah kalau di Indonesia. 

Indonesia terkenal dengan ayam kampungnya yang memiliki daging empuk dan enak. Di China, ayam kampung sangat digemari, namun tidak banyak industrinya, karena mayoritas adalah ayam potong. 

Saya mempromosikan Ayam Allope, jenis ayam kampung yang dikembangkan oleh ahli peternakan Unhas yang telah berhasil mendapatkan lisensi sebagai ayam kampung unggul. Rencananya, ayam ini akan dikirim ke China dan dipasarkan di sana, jika sesuai dengan syarat-syarat pasar. 


>> Baca Selanjutnya