News
Opini

Unhas On The Track: Pendidikan Tinggi yang Menyentuh Kehidupan

Oleh: Muhammad Ruslin*

Setiap pagi, Andi Bunga, mahasiswa semester lima Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Unhas), sibuk menyiapkan berkas untuk kegiatan magangnya di sebuah perusahaan rintisan bidang teknologi finansial. 

Di luar jam kuliah, ia juga aktif dalam organisasi sosial yang bergerak di bidang literasi keuangan. Aktivitas itu bukan sekadar tambahan di luar kampus, melainkan bagian dari kurikulum yang diakui secara akademik melalui Mata Kuliah Penguatan Kompetensi (MKPK). 

“Saya merasa ilmu dari kelas langsung terhubung dengan praktik di lapangan,” ujarnya, menegaskan bagaimana MKPK membuatnya lebih siap menghadapi dunia kerja.

Kisah Andi mencerminkan wajah baru pendidikan tinggi di Unhas. Belajar tidak lagi sebatas duduk di ruang kelas, melainkan perjalanan panjang untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi dunia nyata. Kesadaran inilah yang sejak lama dipegang teguh oleh Unhas. 

Karena itu, ketika Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menerbitkan Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025 tentang fleksibilitas kurikulum, pengakuan micro-credential, dan integrasi pembelajaran digital, Unhas menyambutnya dengan penuh keyakinan.

Kampus merah sudah lebih dulu memulai transformasi melalui K23, dengan MKPK sebagai pintu gerbangnya.

Melalui MKPK, mahasiswa diarahkan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Mereka wajib menempuh 10–20 SKS di luar kelas lewat berbagai aktivitas: kompetisi, kewirausahaan, organisasi, pengabdian masyarakat, magang, publikasi artikel, hingga pengembangan minat dan bakat. 

Dengan cara itu, mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengasah kemampuan menghadapi realitas sosial maupun profesional. Lulusan Unhas pun diharapkan tidak sekadar ber-IPK tinggi, melainkan mampu memberi solusi dan dampak nyata.

Langkah ini sejalan dengan laporan Future of Jobs 2025 dari World Economic Forum (WEF), yang memprediksi pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat berasal dari sektor teknologi, mulai dari big data specialists, fintech engineers, hingga AI and machine learning specialists. 

WEF juga mencatat, 39 persen keterampilan inti pekerja akan berubah dalam periode 2025–2030, dengan analytical thinking tetap menjadi keterampilan paling dicari. Karena itu, keseimbangan antara hard skills berbasis teknologi dan soft skills seperti creative thinking, resilience, flexibility, agility, serta lifelong learning menjadi kunci.

Hingga Juli 2025, Unhas sudah bermitra dengan 213 IDUKA. Sebanyak 1.798 mahasiswa mengikuti magang di dalam negeri, sementara 97 mahasiswa magang di luar negeri. Rinciannya adalah 93 mahasiswa magang di Jepang, dan 4 lainnya magang di Italia dan Turki.

Di Jepang, peserta terbanyak datang dari Teknik Mesin (57 mahasiswa), disusul Teknik Industri (13) dan Teknik Lingkungan (11), ditambah kontribusi dari berbagai prodi lain. 

Dari sisi mitra, Daihatsu Kyushu Co., Ltd menjadi penyerap utama dengan 56,8 persen peserta, diikuti Y-Tech Co., Ltd (22 persen), serta beberapa perusahaan Jepang lainnya. Capaian ini memperlihatkan betapa luas jejaring internasional yang berhasil dibangun Unhas.

Tahun 2005, empat mahasiswa Fakultas Peternakan Unhas menjalani magang di Turki dan Italia melalui program Electec-Erasmus. 

Keikutsertaan ini memperkaya spektrum internasionalisasi Unhas, meneguhkan bahwa mahasiswa dari berbagai prodi memiliki kesempatan untuk tampil dan bersaing di panggung global. Partisipasi ini sekaligus mencerminkan kepercayaan industri dan institusi global terhadap kompetensi mahasiswa Unhas.

MKPK menjadi jembatan nyata antara kampus dan dunia kerja, memberi mahasiswa pengalaman profesional sekaligus jejaring global. Dari ruang ini, Unhas menegaskan komitmennya: melahirkan lulusan yang siap bersaing di era industri yang terus berubah.

Setiap aktivitas mahasiswa dalam MKPK juga diakui melalui sistem SIPAKAMASE, yang menilai activity hours dan capaian mahasiswa sebagai bagian integral dari perkuliahan. 

Makanya, pengalaman di luar kelas mendapat nilai akademik yang setara dengan pembelajaran formal di kelas.


>> Baca Selanjutnya