Opini

Opini: Detak Jarum Jam yang Mendebarkan, Menanti Balasan Iran atas Kematian Haniyeh

Pemimpin Hamas Islail Haniyah wafat. (dok republika.tv)

Oleh: Muhammad Rusli Malik*

(Pengasuh Rumah Kajian Alquran Albarru)

The New York Times, yang dikutip media-media nasional, melaporkan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, memerintahkan militer Iran untuk segera melancarkan serangan balasan terhadap Israel atas terbunuhnya Ismail Haniyeh pada Rabu (31 Juli 2024) dini hari.

Berdasarkan informasi yang beredar, pembalasan tersebut akan dilancarkan 72 jam setelah kesyahidan Kepala Biro Politik HAMAS tersebut bersama dengan pengawalnya, Wasim Abu Syaban. Yang berarti bertepatan dengan selesainya tiga hari masa berkabung oleh pemerintah Iran.

Yang warga dunia sekarang tunggu-tunggu adalah bagaimana dan seperti apa pembalasan tersebut. Ini masih tanda tanya besar, karena bahkan tentang bagaimana tepatnya Haniyeh terbunuh pun belum ada penjelasan resmi dari pihak Iran. Rumor yang beredar luas bahwa tokoh paling terkemuka kelompok perlawanan terbesar di GAZA tersebut meninggal karena dirudal, yang persis menyasar tempat tidurnya.

Tetapi The New York Times melaporkan bahwa Ismail Haniyeh, yang baru menghadiri pelantikan presiden baru Iran, dibunuh dengan sebuah alat peledak yang diselundupkan ke dalam wisma tempat dia menginap dua bulan lalu. Alat itu kemudian diledakkan dari jarak jauh setelah memastikan bahwa target sudah ada di sana.

Kalau seandainya jelas bahwa tokoh paling dicari Israel tersebut syahid karena serangan udara, tentu pemerintah Iran bisa memastikan tempat asal dan jenis serangan tersebut. Sehingga masyarakat juga bisa menerka bagaimana dan seperti apa balasan Iran tersebut nantinya.

Berkaca pada serangan udara terhadap Jenderal Soleimani di Baghdad dan beberapa perwira tinggi militer Iran di Konsulat mereka di Suriah, maka balasan militer Iran juga jelas dan terukur. Yaitu juga menggunakan serangan udara ke tempat asal serangan tersebut.

Untuk kasus mantan Perdana Menteri Pemerintahan Otoritas Nasional Palestina (2006-2014) yang terpilih secara demokratis ini, seharusnya balasan Iran jauh lebih keras, dari sisi ukuran dan sasaran. Sebab Haniyeh adalah tamu negara yang dibunuh secara sadis di ibu kota negara.

Teka-teki inilah yang mengundang ketegangan bagi semua pihak, termasuk sekutu Israel di Barat dan di Timur Tengah. Sehingga setiap detak jarum jam seolah-olah membawa pesan kematian bagi Israel dan sekutu-sekutunya, terutama sekutu Arabnya. Atau jangan-jangan seperti biasanya, Iran hanya membalas dengan beberapa serangan, lalu selesai, selama Israel tak melakukan serangan balik.*