Oleh: Khusnul Yaqin*
Karl Popper berujar kebenaran tidak hanya perlu diverifikasi, tetapi ia harus diuji. Popper lalu memproduksi teori falsifikasi.
Teori falsifikasi yang dikembangkan oleh Karl Popper menegaskan bahwa suatu teori ilmiah harus dapat diuji dan berpotensi untuk dibuktikan salah (falsifiable).
Menurut Popper, ilmu tidak berkembang melalui akumulasi verifikasi, seperti yang dianut oleh positivisme logis, tetapi melalui upaya terus-menerus untuk menguji dan membuktikan kesalahan suatu teori.
Jika suatu teori tidak memungkinkan adanya bukti yang dapat menyanggahnya, maka teori tersebut bukan ilmiah, melainkan pseudo-science. Sebagai contoh, pernyataan “Semua angsa berwarna putih” bersifat falsifiable karena dapat dibuktikan salah jika ditemukan angsa berwarna hitam.
Sebaliknya, teori yang tidak dapat diuji, seperti astrologi, cenderung bersifat dogmatis karena selalu dapat disesuaikan dengan berbagai hasil observasi tanpa pernah bisa dibuktikan salah. Dengan demikian, falsifikasi menjadi kriteria utama dalam membedakan ilmu sejati dari pseudo-science dan mendorong perkembangan sains melalui pengujian hipotesis yang ketat.

Tumpukan Sampah di Sudut Kampus. (Foto: Dokumen Pribadi)
Dalam kaitannya dengan sampah di kampus, suatu kampus bisa dianggap peduli terhadap kebersihan lingkungan atau kelestarian alam, bukan karena sudah kita verifikasi secara dokumen bahwa banyak pakar dalam kelestarian lingkungan, ada pusat studi ini dan itu yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan dan ada direktur pengelola sampah, tetapi harus difalsifikasi, apakah masih ada sampah berserakan di kampus.
Konsep ekologi transeden tidak pernah menganggap suatu apapun sebagai sampah, tetapi semua entitas di alam semesta adalah teman sejawat dalam suluk ruhani. Sekiranya manusia kampus sudah pernah tersentuh oleh konsep ekologi transenden, maka tidak dimungkinkan adanya serpihan-serpihan sampah di kampus. Oleh karenanya Popper akan sepakat, bahwa kampus kita peduli lingkungan.
*Penulis adalah Guru Besar Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin