Oleh: Arief Bisma (Pipink)*
Menetapkan tujuan tanpa merancang jalan untuk mencapainya hanya akan membuat kita diam di tempat. Menentukan arah tanpa perencanaan, berisiko membuat kita tersesat.
Membiarkan segalanya mengalir tanpa arah memang bisa membawa kita sampai ke tujuan, tetapi akan memakan waktu lebih lama dan prosesnya tidak efisien. Sebaliknya, tujuan yang dirancang secara matang dan didukung langkah-langkah sistematis akan memberikan dampak yang jauh lebih besar.
Prinsip ini juga berlaku di dunia pertanian—sektor yang sangat penting dan strategis bagi kelangsungan hidup ratusan ribu rakyat Indonesia dan miliaran penduduk dunia.
Pertanian Indonesia bisa maju dan berdaya saing di tingkat global, jika aspek fundamental yang menjadi kunci dibangun. Kunci tersebut adalah pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang terdidik, terampil, dan profesional, serta mampu menjawab tantangan zaman.
Fakultas Pertanian memegang peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang menjadi motor penggerak pembangunan pertanian di masa depan.
Untuk itu, fakultas pertanian diharapkan mampu membekali mahasiswa dengan pemahaman ilmu pertanian yang kuat, keterampilan teknis yang mumpuni, jiwa kewirausahaan, kepemimpinan yang tangguh, serta kemampuan membangun kolaborasi lintas sektor.
Dengan cara ini, mahasiswa siap menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi nyata dalam memajukan pertanian Indonesia.
Namun kenyataannya, pendidikan pertanian di Indonesia belum sepenuhnya mampu menjawab tantangan nyata di lapangan.
Banyak lulusan sarjana pertanian masih kebingungan saat memasuki dunia kerja—padahal sektor ini memiliki potensi besar untuk menciptakan berbagai peluang usaha dan lapangan kerja baru.
Salah satu permasalahan utama adalah kurangnya pembelajaran berbasis praktik yang memungkinkan mahasiswa memahami langsung dinamika dan tantangan di lapangan.
Pemahaman mahasiswa terhadap ilmu pertanian masih didominasi oleh pendekatan teoritis. Akibatnya, berbagai inovasi yang dihasilkan selama masa studi seringkali hanya berakhir di dalam skripsi atau laporan penelitian, tanpa pernah benar-benar diterapkan di lapangan.
Sebagai respons atas tantangan tersebut, Fakultas Pertanian Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) menghadirkan PRIMA TANI—sebuah program terobosan untuk memperkuat keterhubungan antara pendidikan dan praktik pertanian di lapangan.
Pendidikan Terapan dan Inovasi Mahasiswa Pertanian (PRIMA TANI) merupakan program komprehensif yang menggabungkan ilmu pengetahuan, pemanfaatan teknologi modern, pengembangan inovasi, semangat kewirausahaan, kolaborasi lintas sektor, serta upaya pemberdayaan masyarakat dalam satu pendekatan yang terintegrasi.
PRIMA TANI bertujuan membangun sistem pertanian yang produktif, efisien, berkeadilan, mandiri, dan berkelanjutan melalui pendekatan terapan dan kolaboratif. Dalam program PRIMA TANI, desa berperan sebagai laboratorium hidup tempat mahasiswa belajar langsung dari realitas pertanian.