Oleh: Syamsir Nadjamuddin, S. Ag*
Hijrah dalam konteks Islam tidak semata merujuk pada peristiwa historis perpindahan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari Makkah ke Madinah. Lebih dari itu, hijrah adalah konsep filosofis dan aksiologis yang menyiratkan perubahan paradigma, pemurnian niat, dan perjalanan menuju kedewasaan spiritual. Memasuki tahun 1447 Hijriah, umat Islam diajak kembali merefleksikan makna hijrah sebagai proses transformasi batin, bukan sekadar perpindahan fisik.
Makna Aksiologis Hijrah
Aksiologi, sebagai cabang filsafat yang membahas tentang nilai, membuka ruang interpretasi mendalam terhadap hijrah sebagai suatu gerak menuju kehidupan yang lebih bermakna. Dalam kerangka ini, hijrah bernilai bukan karena peristiwanya, melainkan karena esensi dan orientasinya. Seorang individu dikatakan berhijrah ketika ia meninggalkan keburukan menuju kebaikan, berpindah dari kegelapan batin menuju cahaya spiritual.
Hijrah bukan sekadar retorika perubahan, melainkan sebuah keputusan bernilai tinggi yang dibangun atas kesadaran etis dan tanggung jawab moral terhadap diri sendiri dan Tuhannya. Dalam pandangan ini, hijrah menjadi nilai aksiologis karena ia menjadi sarana aktualisasi nilai-nilai ketauhidan, kejujuran, kesabaran, dan cinta kasih.
Transformasi Diri: Dari Kesadaran Menuju Pembaharuan Jiwa
Tahun baru Hijriah sepatutnya menjadi momentum evaluasi diri, meninjau kembali perjalanan hidup dalam satu tahun terakhir, dan menetapkan komitmen baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Transformasi diri tidak terjadi secara instan, melainkan melalui tahapan: kesadaran (awareness), niat (intention), perjuangan (struggle), dan pembentukan karakter baru (self-reconstruction).
Kesadaran menjadi fondasi pertama, ketika seseorang menyadari bahwa hidupnya perlu diperbaiki. Setelah itu, niat hijrah ditancapkan sebagai bentuk tekad. Perjuangan menghadapi hawa nafsu, godaan dunia, dan ketakutan atas ketidakpastian masa depan menjadi medan jihad personal. Puncaknya, lahirlah jiwa baru—yang lebih kuat, jernih, dan penuh ketundukan kepada Ilahi.