MAKASSAR, UNHAS.TV - Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc memanfaatkan halal bihalal civitas akademika Unhas di Hotel Unhas, Kampus Tamalanrea, Selasa (8/4/2025), untuk menyampaikan capaian-capaian Unhas selama tiga tahun terakhir.
Prof Jamaluddin Jompa menyampaikan capaian itu sekaligus untuk menjawab kritikan-kritikan yang ditujukan kepadanya terkait kebijakan yang ia ambil bersama jajarannya.
Capaian dan jawaban kritikan disampaikan langsung di hadapan sejumlah tamu dari unsur pemerintah antara lain Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan Agus Salim dan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin. "Di IKA Teknik itu ada we are the champion, semangat itu kita angkat ke tingkat universitas," ujarnya.
Guru Besar Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas ini menyebut Unhas berada di peringkat tiga perguruan tinggi dengan pendanaan PKM terbanyak yakni 135 proposal pada 2024. Angka ini naik drastis dibandingkan tahun 2022 dengan 31 proposal
Unhas juga pada tahun 2024 meraih penghargaan bergengsi sebagai Juara Umum Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-37 di Universitas Airlangga dengan raihan 9 medali emas, 6 medali perak, dan 4 medali perunggu,
Selain itu, Unhas meraih Gold Medal SNI Award selama dua tahun berturut-turut. Unhas juga sudah bergabung ke dalam 19 konsorsium bidang riset dan akademik di Unhas, salah satunya Unhas terlibat sebagai anchor atau hub pada PAIR Sulawesi (The Partnership for Australia - Indonesia Research), konsorsium yang berfokus pada perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Terkait dengan kritikan yang ditujukan kepada pimpinan Unhas, Prof Jamaluddin menyebut bahwa halal bihalal ini adalah saat yang tepat untuk mengurangi dosa kepada pengeritiknya.
"Nah sengaja saya sampaikan ini untuk mengklarifikasi supaya Bapak Ibu tidak banyak yang berdosa. Kalaupun sudah ada yang pernah membuat stamenet salah atau jelek, saya hari ini ingin mengatakan saya sudah maafkan. Saya tahu itu cuma karena kita tidak mengerti," ujarnya.
Terkait dengan kritikan Unhas mengelola 10 perusahaan, Prof Jamaluddin menegaskan bahwa upaya ini sebagai langkah untuk mengawal posisi Unhas sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) di timur Indonesia.
"Barangkali Bapak Ibu tidak sadar bahwa tidak mungkin kita bergerak secara fleksibel kalau tidak ada perusahaan. Ini sumber dosa juga karena banyak diskusi-diskui di kalangan dosen, kenapakah Unhas berbisnis? Kenapakah Unhas harus punya perusahaan? Kan core business kita pendidikan? Sudah betul itu, dosen tidak boleh banyak memikirkan ini (binis)," ujarnya.
Mantan Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas itu menambahkan, sebagai PTNBH, Unhas harus memiliki kemampuan mandiri. "Itu persoalannya. Tidak bisa kita hanya meneliti saja, mengabdi saja, mengajar saja, tetapi sumber pendanaannya dari mana? Itu harus berasal dari kemampuan kita mengelola perusahaan sendiri juga hasil dari inovasi kita," ujarnya.
Prof Jamaluddin juga menjawab kritikan tentang kebiasaan petinggi-petinggi Unhas yang sering keluar negeri. "Memang seolah-olah Unhas terlalu banyak keluar. Ini bukan dalam rangka jalan-jalan ke dunia lain. Ini dalam rangka membuat Unhas exist di dunia global. Dulu ada 80 kerja sama global, sekarang sudah 500 kerja sama," katanya.(*)