Ekonomi
Sosial

Tiga Profesi yang Masih Aman dari Serangan Kecerdasan Buatan Menurut Bill Gates

BG

NEW YORK, UNHAS.TV- Ketika gelombang kecerdasan buatan (AI) melaju kencang dan tak terhindarkan mengubah lanskap pekerjaan global, tak sedikit yang merasa cemas. Akankah mesin sepenuhnya mengambil alih tugas manusia? Apakah hari-hari kerja kita akan digantikan oleh algoritma? Di tengah berbagai spekulasi itu, Bill Gates, pendiri Microsoft yang juga dikenal sebagai filantrop dan visioner teknologi, memberikan pandangannya yang cukup mencengangkan sekaligus menenangkan.

Dalam sebuah wawancara terbaru yang disiarkan oleh The Tonight Show (20/5), dan dikutip oleh Business Insider, Gates menyebut bahwa meskipun sebagian besar pekerjaan berisiko digantikan oleh AI, masih ada tiga profesi yang kemungkinan besar akan tetap eksis dan tidak tergantikan dalam waktu dekat.

“AI memang akan mentransformasi banyak hal, mulai dari pendidikan, kedokteran, hingga ekonomi global. Tapi masih ada beberapa bidang di mana kehadiran manusia tak tergantikan,” ujar Gates.

Berikut tiga profesi yang menurutnya masih akan bertahan menghadapi badai otomatisasi.

1. Pemrogram dan Pengembang Perangkat Lunak: Arsitek di Balik Mesin

Paradoksnya, justru para pembuat AI-lah yang akan paling lama bertahan dari ancaman AI itu sendiri. Gates menjelaskan bahwa walaupun AI kini sudah mampu menghasilkan baris-baris kode, ia masih jauh dari sempurna. Dibutuhkan manusia untuk meninjau, memperbaiki, dan mengembangkan sistem yang lebih kompleks.

"AI tidak bisa membangun dirinya sendiri. Ia tetap butuh arahan manusia," kata Gates.

Kehadiran pemrogram dan developer dibutuhkan tidak hanya untuk memelihara sistem yang ada, tetapi juga untuk menciptakan inovasi baru di bidang teknologi. Maka, profesi ini bukan hanya aman—ia akan menjadi semakin berharga.

2. Ahli Energi: Mengelola Kompleksitas yang Tak Bisa Diserahkan ke Mesin

Bidang energi, mulai dari minyak bumi, energi nuklir, hingga energi terbarukan, merupakan wilayah yang terlalu kompleks dan strategis untuk sepenuhnya dikendalikan oleh AI. Menurut Gates, tantangan di sektor ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga tentang keputusan-keputusan besar yang menyangkut keselamatan, lingkungan, dan geopolitik.

"Siapa yang berani menyerahkan keputusan reaktor nuklir ke algoritma tanpa pengawasan manusia?" tulis Tina Mazdaki dalam laporan Radio Farda (20 Mei 2024), mengutip pandangan Gates.

Para insinyur, peneliti, dan teknisi masih akan dibutuhkan untuk menangani kerumitan sistem, merespons krisis, dan mengarahkan strategi energi global secara bijak. AI memang bisa membantu menganalisis data dan mempercepat proses, tapi manusia tetap menjadi pengambil keputusan utama.

3. Ahli Biologi: Kreativitas dan Intuisi yang Masih Tak Tergantikan

Di tengah kemajuan AI dalam menganalisis data DNA dan bahkan mendiagnosis penyakit lebih akurat dari dokter manusia, Gates tetap yakin bahwa para ahli biologi—terutama dalam bidang riset genetika dan bioteknologi—akan tetap relevan.

Masalahnya bukan pada kemampuan AI, tetapi pada kurangnya investasi dan perhatian publik terhadap bidang ini. Dalam kondisi minimnya dana dan kesempatan, kemajuan riset akan tetap sangat bergantung pada manusia.

AI bisa menjadi alat bantu yang luar biasa, tetapi kemampuan untuk merumuskan hipotesis baru, melakukan eksperimen kompleks, dan memahami makna biologis secara mendalam tetap berada di tangan manusia.

Masa Depan Pekerjaan di Tengah Gelombang AI

Gates juga memperkirakan bahwa dalam satu dekade mendatang, pekerjaan dengan sistem kerja lima hari seminggu selama 40 jam bisa menjadi kenangan. Dengan otomatisasi yang semakin meluas, sistem kerja mungkin akan berubah menjadi tiga hari kerja dalam seminggu, namun bukan tanpa konsekuensi. Banyak orang harus menyesuaikan diri, belajar keterampilan baru, atau bahkan mengubah haluan karier mereka.

Dalam pandangannya, profesi yang menekankan kreativitas, kecerdasan emosional, dan etika akan lebih tahan terhadap perubahan ini. Pekerjaan seperti terapis, pendidik, seniman, dan perawat kemungkinan besar tidak akan tergantikan dalam waktu dekat karena AI masih kesulitan memahami nuansa kemanusiaan.

Sebagaimana dikutip dari Business Insider (21 Mei 2024), Gates menegaskan bahwa AI harus dilihat bukan hanya sebagai pesaing, tetapi juga sebagai peluang. Mereka yang bersiap dan beradaptasi akan tetap relevan dan bahkan menjadi lebih penting di era baru ini.

>> Baca Selanjutnya