MAKASSAR, UNHAS.TV - Unjuk rasa warga Israel terus berkobar seusai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant.
Netanyahu menegaskan, pemecatan itu atas dasar "krisis kepercayaan" sembari menyebut kepercayaannya kepada Gallant telah "terkikis" dalam beberapa bulan terakhir dan Menteri Luar Negeri Israel Katz akan menggantikannya.
Banyak pengunjuk rasa di jalan menyerukan agar Netanyahu mengundurkan diri dan menuntut menteri pertahanan yang baru memprioritaskan kesepakatan penyanderaan.
Netanyahu dan Gallant telah lama memiliki hubungan kerja yang renggang. Mereka bahkan sempat adu mulut mengenai strategi perang Israel.
Mantan menteri pertahanan itu juga tidak senang dengan rencana untuk terus mengizinkan warga negara Ultra Ortodoks Israel dibebaskan dari wajib militer.
Beberapa bulan sebelum dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023, Netanyahu telah memecat Gallant karena perbedaan politik, sebelum mengangkatnya kembali setelah protes publik yang besar.
Gallant tidak setuju dengan keputusan Netanyahu terkait pengecualian dinas militer untuk golongan tertentu serta strategi pembebasan sandera yang ditawan pihak lawan Israel.
Warga yang marah membakar Jalan Raya Ayalon dan memutus arus lalu lintas di kedua arah. Forum Sandera dan Keluarga Hilang meminta menteri pertahanan yang baru untuk mengakhiri perang dan mengupayakan kesepakatan agar sandera yang diculik segera dipulangkan.
Sekitar 100 sandera dari 251 orang yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 masih belum diketahui keberadaannya selama lebih dari setahun dalam perang. Ini yang membuat warga Israel cemas dan mendesak pemerintah untuk segera membawa pulang sandera itu.(*)