MAKASSAR, UNHAS.TV - Da'i kondang asal Kota Makassar, Ustad Das'ad Latif, berbagi tips kepada peserta lomba Unhas TV Mencari Da'i di Studio Unhas TV, Tamalnrea, Makassar, Minggu (9/3/2025) siang. Ia mengaku langsung tiba di Kampus Tamalanrea setelah mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Maros.
"Baru tiba, kemarin di Jakarta menghadiri undangan ceramah," kata Das'ad Latif.
BACA JUGA:
Mahasiswa UNM Ini Janji Pajang Baju Ustad Das'ad di Rumahnya
Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Pemenang Unhas TV Mencari Da'i
Ustad Das'ad Latif: Jangan Jual Barongko kalau Kau Suka Jalangkote
Dosen komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) ini menyebutkan, seorang da'i harus memiliki kemampuan public speaking dan kepalanya harus seperti flash disk. Flash disik yang tanpa isi, tidak akan berfungsi.
Das'ad Latif juga menegaskan, seorang da'i harus mampu menyelaraskan judul ceramahnya dengan isinya. "Jika judul ceramahmu tentang zakat jangan isinya soal menangkap ikan. Orang Bugis bilang itu namanya kapau-pau," katanya.
Menurut Das'ad Latif ada empat pola menyampaikan ceramah. Pola pertama, mengungkapkan secara langsung. Pola ini biasannya sudah dimiliki oleh da'i yang sudah punya banyak jam terbang. Ia bisa menyampaikan ceramah seketika sesuai dengan tema yang diberiikan kepadanya tanpa perlu banyak persiapan.
Pola kedua yakni menghafal. Pola ini biasanya dimiliki oleh pemula yang sedang mengikuti lomba. Namun pola ini punya kelemahan yakni bila ada gangguan selama berceramah, langsung kikuk karena lupa hafalannya. Kelebihan pola ini, sistematis dan cepat.
Pola ketiga yakni membaca teks. Pola ini biasanya disampaikan untuk hal-hal resmi. Sedangkan pola terakhir yakni berbasis kerangka. Pola ini biasanya ada di bidang akademik.
Seorang da'i, kata Das'ad Latif, juga harus memahami karakteristik pendengarnya dan tidak ego dengan diri sendiri. "Jangan jual barongko kalau kau suka jalangkote. Kalau kau berada di jamaah yang suka qunut, jangan bicara soal qunut. Kalau berada di jamaah yang mempraktikkan barsanji, jangan bicara soal barsanji itu sesat," ujarnya.
Tips terakhir yang disampaikan oleh Das'ad Latif, yakni tirulah bagaimana pola penyampaian Alquran: memudahkan, penuh dengan kisah, dan ringkas.(*)