Kesehatan
Unhas Sehat

Waspada Kehamilan, Tumor Teratoma Bisa Muncul Sejak di Kandungan




Dokter Spesialis Bedah Anak pada Poli Bedah Mother and Child Center RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar Dr dr Sulmiati SpBA SubspUA(K) AUFO-K. (dok unhas.tv)


Deteksi paling efektif dilakukan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) prenatal, bahkan sejak trimester kedua kehamilan.

"Penanganan utama untuk teratoma adalah operasi pengangkatan, dengan atau tanpa kemoterapi, tergantung tingkat keganasannya," kata dokter Sulmiati.

Masalah muncul saat tumor membesar dan menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti hydrops fetalis (penumpukan cairan dalam tubuh janin), yang bisa berujung pada kematian janin dalam kandungan. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk tidak melewatkan jadwal kontrol kandungan.

“Pemeriksaan USG secara berkala bisa sangat membantu. Jika terdeteksi lebih awal, tim medis bisa menyiapkan penanganan yang komprehensif—mulai dari konsultasi dengan dokter kandungan, bedah anak, hingga persiapan pasca kelahiran,” tambah dr. Sulmiati.

Di Indonesia, masih terbatasnya akses USG berkualitas di daerah terpencil menjadi tantangan besar dalam mendeteksi kelainan kongenital seperti teratoma.

Perlu sinergi antara pemerintah, rumah sakit rujukan, serta tenaga kesehatan primer untuk meningkatkan edukasi dan akses layanan prenatal.

Sebagai bagian dari peringatan Hari Kesehatan Nasional dan Hari Kartini, kisah bayi-bayi pejuang yang lahir dengan kondisi teratoma menjadi pengingat bahwa kesehatan ibu dan janin adalah prioritas yang tak boleh diabaikan.

Teratoma mungkin hanya dialami oleh sebagian kecil bayi di dunia, namun dampaknya bisa besar bagi keluarga dan masa depan si anak.

"Dengan edukasi, deteksi dini, dan penanganan medis yang tepat, ancaman dari tumor bawaan ini dapat ditekan, memberi kesempatan hidup lebih besar bagi mereka yang terlahir istimewa," pungkas dokter Sulmiati.

(Venny Septiani Semuel / Unhas.TV)