Kesehatan

Waspada Virus Rabies, Penyebabnya Mungkin Ada di Rumah

Anak-anak dan anjing. (Foto: WHO)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Rabies adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus rabies dan bersifat zoonosis atau dapat menular dari hewan berdarah panas ke manusia.

Penyakit ini tidak dapat disepelekan. Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) bahkan memberikan perhatian serius mengenai penyakt ini.

WHO menyebutkan, lebih dari 150 negara di dunia terutama di Benua Asia dan Afrika, masih terus berjuang untuk menurunkan jumlah kasus dari penyakit ini.

Data terbaru menunjukkan, penyakit ini menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan nyawa setiap tahun, 40 persen di antaranya adalah anak-anak di bawah 15 tahun.

Tingginya kasus ini karena penyebabnya seringkali disepelekan. Anjing dan kucing yang umumnya menjadi hewan peliharaan di banyak rumah, justru merupakan jembatan paling penting pada penularan penyakit ini.

Sebanyak 99 persen kasus rabies pada manusia, berasal dari gigitan anjing dan kucing. Di Indonesia, anjing telah ditetapkan sebagai Hewan Penular Rabies (HPR) yang paling dominan karena populasinya tinggi dan perilaku agresifnya.

Hewan yang ternfeksi virus Rabies menunjukkan beberapa gejala utama seperti perubahan perilaku menjadi agresif, peningkatan produksi air liur, peka cahaya, kelumpuhan, dan akhirnya kematian.

Virus Rabies berkembang di kelenjar ludah (Saliva) sehingga penularannya ke manusia umumnya melalui gigitan hewan yang terinfeksi.

Dokter hewan di Rumah Sakit Hewan Universitas Hasanuddin, drh Dian Fatmawati M Biomed menyebutkan, langkah pencegahan paling penting pada penyakit ini yakni melakukan vaksinasi HPR kepada hewan peliharaan.

Lembaga pemerintah seperti Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah menyediakan vaksin Rabies dengan gratis. "Vaksinasi harus dimulai pada hewan sehat berusia di atas 3 bulan dan rutin dilakukan tiap tahun," kata dokter Dian.

Jika seseorang tergigit oleh hewa yang dicurigai terinfeksi virus Rabies, langkah pertama yang harus dilakukan yakni segera membersihkan luka dengan sabun dan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan suntikan vaksin anti rabies dan serum anti rabies.

WHO menekankan, kematian akibat rabies dapat dicegah dengan tindakan darurat profilaksis pasca paparan (PEP) untuk menghentikan virus mencapai sistem saraf pusat.

PEP harus dilakukan sesegera mungkin yang dimulai dengan pencucian luka secara menyeluruh, pemberian vaksin rabies manusia dan, bila diindikasikan, menggunakan imunoglobulin rabies (RIG).

Jika seseorang digigit atau dicakar oleh hewan yang berpotensi mengidap rabies, ia harus segera dan selalu mencari perawatan PEP.(*)

Venny Septiani Semuel (Unhas TV)