Mahasiswa

Akhdan Nur Syauqi: Sang Duta Remaja dari UNHAS, Membawa Gema Sastra Arab ke Panggung Kebudayaan Sulsel

Akhdan

MAKASSAR, UNHAS.TV – Di antara deretan nama-nama muda berbakat yang siap mengukir jejak, satu nama mencuat dengan gemilang, menarik perhatian publik Sulawesi Selatan: Akhdan Nur Syauqi. Mahasiswa angkatan 2024 dari Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin (UNHAS). Ia tidak sekadar mengikuti ajang, melainkan berhasil menaklukkan panggung bergengsi Duta Remaja Sulawesi Selatan 2025. Pada malam puncak yang penuh kilau, Senin, 16 Juni 2025, di Saoraja Ballroom Makassar yang megah, Akhdan berdiri tegak sebagai pemenang utama, meraih gelar Winner Duta Remaja Sulawesi Selatan 2025.

Prestasi Akhdan tak berhenti di podium tertinggi. Ia juga sukses memukau dewan juri dengan dinobatkan sebagai penerima penghargaan Best Video Advokasi dan masuk dalam jajaran Finalis Terfavorit Duta Remaja Sulawesi Selatan 2025. Tiga capaian sekaligus ini adalah bukti konkret bahwa di balik bangku kuliah ilmu budaya dan sastra, ada jiwa muda yang tak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kemampuan menginspirasi, siap menjadi kontributor nyata bagi isu-isu sosial dan budaya di tanah kelahirannya.

Kontes Bakat untuk Membangun Generasi Berkarakter

Duta Remaja Sulawesi Selatan bukan sekadar ajang adu pesona atau bakat biasa. Kompetisi tingkat provinsi ini adalah wadah komprehensif yang dirancang untuk menjaring dan mengasah talenta muda dalam enam pilar krusial: Pariwisata, Budaya, Pendidikan, Lingkungan Hidup, Sosial, dan Ekonomi Kreatif. Tahun ini, seleksi yang melibatkan ratusan pemuda-pemudi dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan berlangsung sengit. Tercatat lebih dari 500 pendaftar yang menunjukkan antusiasme luar biasa, namun hanya 30 finalis terpilih yang berhasil melangkah ke babak puncak.

Fokus utama ajang ini adalah menumbuhkan kecintaan dan pemahaman akan nilai-nilai budaya serta kearifan lokal. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah provinsi Sulawesi Selatan yang gencar mendorong pariwisata berbasis budaya, seperti suksesnya Festival Phinisi di Bulukumba atau Beautiful Malino di Gowa. "Kami percaya bahwa generasi muda adalah ujung tombak dalam melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya daerah," ujar Dr. Andi Tenri Olle Yasin, M.Hum., seorang budayawan terkemuka dan salah satu juri senior dalam ajang ini. "Mereka adalah duta sesungguhnya yang mampu menjembatani warisan tradisi dengan dinamika modern."

Proses seleksi Duta Remaja dikenal sangat ketat. Dimulai dari seleksi berkas, dilanjutkan dengan serangkaian wawancara mendalam yang menguji wawasan dan kepribadian, penulisan esai yang mengasah kemampuan berpikir kritis, hingga pembuatan video advokasi yang menuntut kreativitas dan kepekaan sosial. Puncaknya, pada malam grand final, para peserta diuji oleh juri-juri profesional dari berbagai latar belakang, mulai dari akademisi, budayawan, praktisi komunikasi, hingga pegiat sosial. Kemenangan Akhdan membuktikan kapasitas intelektual dan sosialnya dalam menjawab tantangan zaman, sekaligus menjadi promotor ulung bagi budaya Sulawesi Selatan.

>> Baca Selanjutnya