Meskipun dia memegang posisi tinggi di tampuk organisasi, dia tak sedikitpun jumawa saat berhadapan dengan orang lain. Saat dia berkunjung ke Nias dan berjumpa para Duta BPJS, dia menolak untuk diposisikan sebagai atasan.
BACA: Asmawi Syam: Alumni Unhas di Posisi CEO
“Posisi kita sama. Tidak ada atasan dan bawahan. Yang ada adalah fungsi dan tugas yang berbeda. Anda bertugas di sini, saya bertugas di Jakarta,” katanya.
Mungkin, di sinilah terletak seni mengelola manusia. Posisikan orang lain sejajar dan bekerja secara maksimal untuk satu organisasi.
Belajar dari Andi Afdal, semua orang setara. Jika ingin satu organisasi terus maju dan berkembang, dengarkan semua suara-suara dan umpan balik. Perlakukan semua orang sebagai saudara yang memiliki gagasan, hasrat dan kehendak.
Andi Afdal seakan mengingatkan kalimat dari penyair Jerman, Johann Wolfgang von Goethe: “Berbicara adalah kebutuhan, mendengarkan adalah seni.”
*Penulis adalah blogger, peneliti, dan digital strategist. Lulus dari Unhas, UI, dan Ohio University. Kini tinggal di Bogor, Jawa Barat.