Unhas Figure

Asmawi Syam, Alumnus Unhas di Posisi CEO

ADA banyak alumnus Universitas Hasanuddin yang meniti karier di bidang perbankan. Di antara mereka, ada nama Asmawi Syam, yang serupa bintang terang sebab pernah menempati posisi puncak sebagai Direktur Utama BRI.

Lelaki Bugis itu mencapai posisi Dirut melalui jalan berliku dan terjal. Dia menghadapi semua risiko tanpa rasa takut. Dia ibarat nakhoda kapal phinisi yang berlayar di tengah gejolak.

Salah satu visinya yang cemerlang adalah bagaimana melihat karyawan. Dia lebih suka tipe “kuda liar”ketimbang tipe “kuda jinak.”Seperti apakah?

***

Di tahun 1999, Timor Timur tengah bergolak. Lelaki itu, Asmawi Syam, baru saja menerima surat keputusan (SK) sebagai pemimpin BRI yang membawahi empat provinsi yakni Bali, NTB, NTT, dan Timor Timur.

Saat semua karyawan BRI Denpasar hendak membuat pesta penyambutan, dia menolak untuk datang. Dia ingin langsung datang ke Timor Timur. Wilayah itu laksana medan perang. Milisi pro kemerdekaan dan pro integrasi saling baku tembak. Korban banyak berjatuhan.

Seorang karyawan BRI di Timor Timur dilaporkan ditebas parang. Dia dirampok ketika mengawal uang tunai dari kantor cabang BRI ke kantor unit. Suasananya sungguh mencekam. Tapi Asmawi Syam tak patah arang. Dia tetap ingin datang ke Timor Timur. Dia ingin memastikan kantor tetap dalam keadaan aman di tengah proses transisi.

Dia tak peduli ketika tak ada satu pun staf yang bersedia menemaninya. Dia ngotot datang. Akhirnya, salah seorang bersedia ikut.

Setiba di Timor Timur, tak ada satu pun hotel yang buka. Mereka menginap di rumah warga yang kosong karena mengungsi.

Kehadirannya menaikkan moral semua karyawan yang dalam situasi sulit. Dia ingin memastikan BRI tetap berjalan sebab bank itu menjadi harapan bagi ABRI dan Polri untuk membayar gaji.

Warga lokal yang menjadi karyawan BRI dalam situasi dilematis. Mereka didatangi dua kubu yang meminta bergabung, apakah tetap ikut Indonesia, ataukah ikut negara baru. Jika mengiyakan satu kubu, maka mereka akan segera diteror. Sedangkan warga pendatang tidak sabar untuk segera meninggalkan Timor Timur.

HALAMAN SELANJUTNYA -->

>> Baca Selanjutnya