MAKASSAR, UNHAS.TV - Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Hasrul Hasan punya banyak kenangan manis bersama dengan mantan Komisioner KPI Pusat periode 2019-2022 asal Sulawesi Selatan, (almarhum) Dr Aswar Hasan.
Hasrul menyebut Aswar Hasan sebagai senior, pembimbing, dan guru yang layak diteladani kehidupannya. Selain sederhana dan selalu berkata dengan nada lembut, Aswar juga telaten mendampingi para yuniornya di berbagai bidang. Seorang guru terbaik.
"Saya masih ingat ketika masih aktif sebagai jurnalis televisi, Pak Aswar sering mengajak kami berdiskusi mengenai bagaimana menampilkan Kota Makassar dan daerah lainnya di Sulawesi Selatan sebagai daerah yang aman melalui tayangan televisi. Nasihatnya tak menggurui, tapi mengena. Inisiatif beliau melalui program Tontonan Sehat adalah warisan yang bisa kita nikmati saat ini," kata Hasrul melalui percakapan telepon dengan Unhas TV.
Selain itu, Aswar Hasan bersama dengan komisioner lainnya juga menjadi pelopor terbentuknya Forum Masyarakat Peduli Penyiaran Sehat (FMPPS). Ini adalah forum yang menghimpun berbagai kalangan yang bertujuan untuk ikut membantu mengawasi tayangan televisi dan siaran radio agar tidak melenceng dari pedoman yang berlaku, khususnya Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) yang ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
P3SPS ini adalah pedoman yang mengatur bagaimana lembaga penyiaran (televisi dan radio) seharusnya menyiarkan program-program mereka, baik dari segi isi maupun etika.
Hasrul juga mengenang masa ketika masih aktif di Celebes TV, stasiun televisi lokal yang bermarkas di Kota Makassar. Aswar Hasan adalah narasumber yang siap datang ketika produser acara bincang-bincang kebingungan karena seorang narasumber lainnya tidak bisa datang.
"Kami menyebut Kak Aswar sebagai narasumber Panter, narasumber panggilan terakhir. Beliau tidak keberatan berposisi demikian. Sebagai dosen komunikasi, Beliau tahu betapa rumit menjalankan program tayangan itu. Pribadinya yang selalu memudahkan urusan orang lain, membuat Beliau punya banyak jaringan," ujar Hasrul.

Aswar Hasan pula yang ikut mendorong Hasrul Hasan untuk berani mencalonkan diri sebagai Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat periode 2022-2025. Sebagai yunior, Hasrul banyak meminta petunjuk kepada Aswar yang kala itu memutuskan untuk tidak lagi berminat meneruskan kiprahnya di KPI Pusat.
Saat Hasrul terpilih, Aswar pula yang mengajak Hasrul untuk menemui sejumlah tokoh penting asal Sulsel seperti Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla dan mantan Wakapolri (purnawirawan) Komisaris Jenderal Syafruddin.
Kepada tokoh-tokoh tersebut, Aswar menyebut Hasrul sebagai pemuda asal Sulsel yang berdedikasi dan bisa diandalkan untuk mengembang amanat sebagai komisioner.
"Kami sangat kehilangan beliau. Percapakan terakhir saya dengan Kak Aswar ketika beliau mengundang saya untuk hadir di pernikahan anaknya dan saat itu saya mohon maaf tidak bisa datang karena bertepatan dengan agenda yang tidak bisa saya tinggalkan. Semoga Kak Aswar husnul khatimah. Kebaikannya akan selalu kami kenang," ujar Hasrul.
Dr Aswar Hasan MSi wafat pada Rabu malam sekitar pukul 20.21 Wita di RS Primaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dr Aswar yang lahir 1963, meraih gelar sarjana, magister dan doktor dari Kampus Universitas Hasanuddin, Makassar. Sejak 1992 aktif sebagai dosen Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unhas.
Di luar kegiatan kampus, Aswar Hasan pernah dua periode di Komisi Penyiaran Indonesia (KPID) Sulawesi Selatan (2004-2007 dan 2007-2010) serta dua periode di Komisi Informasi Publik (KIP) Sulsel (2011-2015 dan 2015-2019).
Setelah itu menjadi komisioner KPI Pusat periode 2019-2022. Sebagai akademisi bidang komunikasi, Aswar juga produktif menulis di berbagai media dan menjadi narasumber teriakit politik, kebijakan publik, dan komunikasi.(*)