MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar sosialisasi penempatan dan pelindungan pekerja migran Indonesia (PMI) di Gedung Ipteks Unhas, Makassar, Senin (16/12/2024).
Acara ini menghadirkan Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulawesi Selatan Dharma Saputra sebagai pembicara utama.
Dharma Saputra menekankan peluang kerja di luar negeri terbuka lebar bagi tenaga kesehatan Indonesia, khususnya lulusan keperawatan.
Menurutnya, potensi dan kompetensi yang dimiliki lulusan menjadikan mereka mampu bersaing di kancah internasional.
"Bekerja di luar negeri bukanlah hal yang mustahil. Pemerintah melalui BP2MI telah menyediakan jalur yang aman dan resmi untuk mewujudkan hal tersebut," ungkapnya.
Selain kompetensi, Putra, sapaannya, menyoroti salah satu alasan utama mempertimbangkan bekerja di luar negeri, yaitu tingginya gaji atau salary yang ditawarkan.
Ia juga menjelaskan, sesuai Pasal 49 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017, terdapat tiga jalur resmi penempatan PMI, yaitu: Badan pemerintah seperti BP2MI; Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang dikelola pihak swasta; Perusahaan perusahaan yang menempatkan pekerja migran untuk keperluannya sendiri.
Putra memaparkan beberapa negara yang menjadi tujuan utama tenaga kesehatan Indonesia, termasuk: Jepang melalui program G to G (Government to Government) atau jalur mandiri dengan skema Specified Skilled Worker (SSW);
Jerman dengan program penempatan tenaga kesehatan G to G; Arab Saudi, baik melalui skema G to G maupun P to P (Private to Private).
Namun, untuk dapat bersaing di pasar kerja internasional, lulusan keperawatan harus memenuhi berbagai persyaratan, termasuk sertifikasi bahasa asing.
Putra menyampaikan harapan agar di Makassar segera hadir lembaga sertifikasi bahasa Jepang, seperti untuk tingkat N6 dan N5, dengan Universitas Hasanuddin menjadi pelopornya.
Lebih lanjut, Putra mengungkapkan tujuannya untuk berkolaborasi dengan Unhas untuk mendirikan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di bawah holding company universitas.
"Insya Allah, Unhas bisa memiliki BP3MI-nya sendiri. Ini akan menjadi langkah strategis untuk memastikan keamanan dan keberlanjutan kerja bagi para lulusannya," jelasnya.
Ia juga berharap agar Unhas tidak hanya menghasilkan lulusan (output), tetapi mampu menciptakan alumni yang memberikan dampak besar di dunia kerja (outcome).
Berbekal sumber daya mahasiswa yang dimiliki, Unhas berpeluang menjadi pusat penyedia tenaga berkualitas bagi dunia internasional.(*)
Rizka Fraja (Unhas TV)